BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pendidikan
sekarang ini telah berkembang pesat dibanding ketika indonesia merasakan kemerdekaan tahun
1945. Disamping dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri juga didukung oleh semakin berkembangnya sumber daya dan sarana
prasarana pendukung pendidikan yang semakin canggih.
Pendidikan
sekarang ini bukan hanya terpaku pada bagaimana anak didik dari tidak tahu
menjadi tahu, tapi juga bagaimana menjadikan anak didik dari semula yang tidak
baik menjadi baik. Oleh karenanya dalam proses pembelajaran pun diperlukan
adanya pendidikan etika dan moral.
Sekarang
ini banyak sekali cara anak didik untuk mendapatkan sumber ilmu atau informasi.
Jika dulu hanya bisa dicari lewat buku, sekarang berbagai macam sumber bisa dilakukan
seperti televisi, radio, koran dan akses internet. Banyaknya sumber informasi
ini memudahkan siswa dalam mencari ilmu, mencari informasi dan mencari bahan
pembelajaran yang dia sukai. Tapi semakin berkembangnya sumber informasi juga
membawa dampak yang kurang baik bagi peserta didik. Seperti akses internet yang
bisa membuat peserta didik melihat situs-situs terlarang. Berkembangnya sosial
media yang membuat siswa lebih memilih berteman di dunia maya, menjadikan siswa
hidup secara individual dan kurang peka dengan lingkungan sosial di sekitarnya.
Di
indonesia, norma kesopanan dan adat istiadat sangat teguh dipegang dan
dilestarikan oleh orang tua kita. Di setiap daerah mempunyai budaya tersendiri
yang berbeda dengan budaya lain. Namun inti dari semua budaya itu tetap sama
yaitu bagaimana yang muda menghormati yang tua dan yang tua menghargai dan
mencintai yang muda. Tanpa kita sadari, banyaknya sumber informasi yang ada
sekarang ini secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak
didik kita. Budaya barat yang cenderung tidak mengajarkan mengenai adat sopan
santun dilihat dan ditiru oleh para anak didik kita. Akibatnya sekarang ini
banyak anak didik kita yang terkesan acuh jika berbicara dengan orang tua,
tidak membedakan bagaimana berbicara dengan yang lebih tua dan bagaimana
berbicara dengan yang lebih muda.
Oleh
karena ini kita sebagai pendidik harus lebih peka melihat situasi sekarang ini.
Kita tidakhanya dituntut bagaimana mengajarkan mata pelajaran sesuai yang ada
di kurikulum, tapi juga mengajarkan para peserta didik nilai-nilai etika dan
moral yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa indonesia. Kita tidak ingin
peserta didik kita hanya menghapal pancasila tapi juga memahami maksud dari
pancasila dan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari nilai dari pancasila
itu sendiri. Karena pancasila adalah dasar negara, cermin dan perilaku bangsa
indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah
sesungguhnya nilai etika moral yang diharapkan bisa diterapkan oleh para
peserta didik dalam pembelajaran penjas dan bagaimanakah peran serta para
peserta didik memberikan pengetahuan mengenai etika dan moral dalam
pembelajaran penjas
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk meninjau etika dan moral yang berkembang dalam
proses pembelajaran penjas dan olahraga. Bagaimanakah menanamkan nilai sportif
dalam pembelajaran penjas dan olahraga serta melihat dampak yang terkait dengan
etika dan moral dalam pembelajaran penjas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENDIDIKAN
Menurut
Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
anak-anak. Maksudnya adalah pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut
UU. No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang
yang ditunjuk menjadi seorang pendidik harus memiliki karakteristik yaitu :
·
Kematangan diri yang stabil yaitu
memahami diri sendiri, mandiri dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
·
Kematangan sosial yang stabil yaitu
memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat dan mempunyai kecakapan
membina kerjasama dengan orang lain.
·
Kematangan profesional yaitu kemampuan
untuk mendidik, menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan
perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.
Tujuan
dari pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang
diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena itu pendidikan sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam
segala aspek kehidupan
Dapat
saya simpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik
untuk menjadikan anak didiknya menjadi seseorang yang berilmu, berakal budi dan
berbudaya. Dapat menjadikan anak didiknya seseorang yang siap menjadi manusia
yang bisa bersaing secara sehat dalam meraih ambisi dan cita-citanya.
B. ETIKA DAN MORAL
DALAM PENDIDIKAN
Etika
adalah suatu ilmu yang mengadakan ukuran yang dapat dipakai untuk menanggapi
atau menilai perbuatan manusia yang berhubungan perbuatan kesusilaan yang
dianggap normatif dalam masyarakat. Etika mempelajari tentang kebaikan dan
keburukan dalam hidup manusia sepenuhnya, terutama yang mengenai gerak-gerik
fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan.
Dalam
kamus bahasa indonesia etika dirumuskan dalam tiga arti yaitu :
·
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
·
Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak
·
Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan masyarakat
Moral
dalam bahasa latin mos yang berarti
kebiasaan atau adat. Moral dapat dimaknai sebagai nilai-nilai dan norma-norma
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Orang yang bertingkah laku tidak sesuai nilai dan moral dalam suatu
masyarakat maka dapat dikatakan sebagai orang yang tidak bermoral karena
dianggap melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam
dunia pendidikan sekarang ini, nilai etika dan moral sudah termasuk aspek yang
diajarkan dalam pendidikan sehari-hari disekolah seperti menghormati gur,
menghargai teman, datang tepat waktu dan rajin mengikuti proses pembelajaran.
Pendidikan
etika dan moral berperan penting dalam perkembangan anak didik karena dapat
dikatakan etika dan moral adalah pondasi dalam menerima ilmu pengetahuan.
Anak-anak yang mempunyai etika dan moral yang baik dapat memahami aturan sosial
yang berlaku dalam linkungan sekolah dan masyarakatnya. Dapat menunjukkan
kemampuan menganalisis, memecahkan masalah dalam kehidupan secara bermartabat.
Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kredit, inovatif dan bijaksana.
Memanfaatkan lingkungan seraca bertanggung jawab dan bijaksana. Mengetahui
pengetahuan yang diperlukan dengan penuh arif dan bijaksana.
Kita
sebagai orang tua maupun pendidik diharapkan mampu mempunyai tehnik dan
pendekatan yang cocok dalam perkembangan etika dan moral anak. Karena sifat
dasar dan perilaku setiap anak yang berbeda. Ada yang dengan terbuka menerima
ajaran yang diberikan, ada yang harus melihat contoh dan menganalisa apakah itu
baik atau buruk, tapi ada juga yang tidak mau menerima dan bahkan bersikap
diluar etika anak-anak pada umumnya. Peran aktif pendidik diharapkan ketika
proses pendidikan. Tingkah laku dalam bersikap, menghargai teman, tidak ada
rasa iri dan menolong teman yang kesusahan bisa menjadi pengalaman dasar untuk
mengembangkan mental dan periluku mereka. Sehingga etika dan moral ketika
didalam bermasyarakat sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
C.
ETIKA DAN MORAL DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DAN OLAHRAGA
Pendidikan
Jasmani merupakan salah satu aspek dalam kurikulum pengembangan karakter. Park (1983) menyatakan bahwa peluang
mengajarkan nilai-nilai etika dan moral yang mempengaruhi perilaku siswa dapat
dikembangkan melalui olahraga dan permainan. Dalam konteks ini peran guru
pendidikan jasmani sangat penting agar dapat mengatasi masalah-masalah etika
dan mengembangkan perilaku anak didik yang bermoral dan bertanggung jawab dalam
olahraga. Karena berdasarkan pengalaman para pendidik khususnya dibidang
pendidikan jasmani, pembelajaran pendidikan jasmani menekankan pada hasil ranah
afektif atau pengembangan karakter.
Dalam
pendidikan jasmani dan olahraga siswa diajarkan untuk dapat membuat keputusan
tentang kebutuhan dan hak diriya dengan kewajiban dan hak siswa lainnya. Bahwa
dalam berkegiatan olahraga perlunya ada usaha dan kerja keras dalam diri
sendiri dibarengi usaha bersama teman-teman agar dapat meraih tujuan bersama.
Dengan begini siswa dapat memiliki karakter dan kepribadiannya masing-masing.
mengembangkannya dan menyesuaikan dengan cita-cita yang ingin diraihnya kelak.
Pentingnya
mengembangkan karakter ini ditekankan dalam tujuan dan fungsi standar
kompetensi nasional pendidikan jasmani sebagaimana yang tertuah dalam kurikulum
tahun 2004 diantaranya :
·
Meletakkan landasan karakter moral yang
kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
·
Mengembangkan sikap yang sportif, jujur,
disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui
aktivitas jasmani.
Guru
pendidikan jasmani diharapkan dapat membantu siswa memenuhi standar tersebut
dengan menekankan pentingnya karakter dan kebajikan moral. Ketika peserta didik
sedang sedang mempelajari pendidikan jasmani guru dapat menekankan bahwa
mengejek orang lain, berbuat curang, melakukan kekerasan dan tidak sportif
merupakan tindakan yang jauh dari nilai etika, moral dan sportivitas.
Guru
pendidikan jasmani diharapkan memiliki integritas tinggi sebagai pendidik mata
pelajaran pendidikan jasmani. Bukan hanya sifat umum sebagai pendidik yaitu
bersifat saleh, dapat dipegang kata-katanya, menahan diri dari emosi, tidak
berbohong apalagi menipu. Guru pendidikan jasmani juga harus memiliki ciri khas
seperti fairplay, sportif, melayani penuh keteladanan, tidak membeda-bedakan
siswa dan memperlakukan semua siswa dengan baik.
Guru
merupakan model hidup bagi para peserta didiknya. Sikap dan perilaku pendidik
dapat saja ditiru dan dicontoh peserta didik. Guru yang berintegritas tinggi
yang sadar akan nilai dirinya akan berusaha memberikan contoh yang baik bagi
peserta didiknya agar juga dapat bersikap sesuai tuntutan pendidikan.
Diharapkan para peserta didik dapat sama seperti sifat pendidiknya yang
bersikap sesuai nilai norma etika dan moral dalam masyarakatnya. Jika guru
memberikan contoh yang buruk maka peserta didiknya juga bisa jadi bersikap yang
sama. Akibatnya etika moral yang sudah tidak sesuai di sekolah akan berdampak
terhadap pergaulannya diluar sekolah dalam hal ini di masyarakat. Tentu kita
sebagai pendidik tidak ingin ini terjadi, karena salah satu pihak yang akan
disalahkan adalah para tenaga pendidiknya tidak tekecuali guru pendidikan
jasmani.
Guru
pendidikan jasmani yang berintegritas adalah yang mampu menunjukkan perilaku
yang bertanggung jawab. dapat membuat program-program olahraga yang
menyenangkan tapi bermanfaat dan mempunyai nilai etika dan moral didalamnya.
Dapat menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga pengajar yang lain. komunikasi
yang baik dengan para orang tua murid untuk sama-sama meningkatkan minat
belajar anaknya. Dapat mendorong siswa menjadi siswa yang mempunyai kualitas
tidak hanya dalam segi akademik tapi juga dalam kehidupan sehari-harinya.
Kejujuran
merupakan hal terpenting dalam hidup. Kejujuran harus dipegang dengan teguh
karena dapat dikatakan kejujuran mengikuti kehidupan kita yang hanya satu kali.
Sekali kita diketahui tidak jujur, maka hilanglah kepercayaan orang lain
terhadap kita. Begitupun dengan tenaga pendidik seperti kita. Tenaga pendidik
harus bisa menunjukkan kejujuran dengan menyatakan kebenaran dan bertindak
dengan cara terhormat. Seperti mengikuti kurikulum yang telah ditentukan,
mengelola keuangan sekolah dengan jujur,
dan mengevaluasi siswa sesuai hasil belajar dan ujian siswa. Dengan berpegang
teguh dengan kejujuran, maka siswa akan percaya dan terbuka dengan gurunya.
Aktivitas pembelajaran akan berjalan dengan baik. Siswa yang kesulitan dalam
kegiatan olahraga tidak segan bertanya dan meminta penjelasan dengan gurunya.
Selain
kejujuran, keadilan juga salah satu nilai yang dapat ditanamkan dan diberikan
contoh dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani.
Keadilan erat hubungannya dengan kejujuran. Bagaimana bisa dia berbuat adil
jika tidak bisa jujur dalam proses belajar mengajar. Nilai keadilan disini
dapat kita terapkan dalam pemberian nilai kepada setiap siswa. Dimana kita
memang diharapkan memberikan nilai sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Jangan sampai kita memberikan ketiadilan yang berakibat adanya siswa yang
merasa dirugikan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani keadilan ini bisa lebih
kompleks. Karena dalam pemberian ujian pendidikan jasmani kita tidak bisa
memberikan patokan ujian yang sama dalam setiap siswa. Contoh dalam ujian
lompat tinggi. Kita tidak bisa mematok ukuran lompatan yang dilalui peserta
didik itu sama. Karena setiap siswa berbeda. Jika ini diberlakukan maka akan
merugikan siswa yang mempunyai ukuran tubuh lebih pendek. Siswa pun akan
mengatakan jika gurunya tidak adil dalam pemberian nilai. Tapi jika sikap adil
ini dapat dirasakan oleh setiap peserta didik dan dirasakan manfaatnya maka
peserta didik juga akan berusaha bersikap demikian. Didalam pikiran mereka akan
tertanam bahwa bersikap adil terhadap sesama akan memberikan manfaat yang besar
dalam pergaulan. Dan sebaliknya bersikap tidak adil terhadap sesama akan
mengakibatkan kita dijauhi dan berkurangnya teman untuk bergaul.
Nilai
berikutnya yang dapat diterapkan dalam nilai etika dan moral dalam pembelajaran
penjas adalah tanggung jawab. Karena guru yang bertanggung jawab adalah guru
yang secara moral bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai seorang pendidik.
Guru yang dapat menciptakan dan mempertahankan situasi belajar yang positif dan
fokus pada pelayanan pemberian pendidikan kepada peserta didik dapat juga
dikatakan guru yang bertanggung jawab. Kepada peserta didik diharapkan dapat
membantu secara optimal pengembangan psikomotorik, kognitif dan kemampuan
afektif siswa. Menunjukkan pentingnya berbagai model yang terkait dengan kesehatan,
kebugaran fisik, gizi yang baik dan penyalahgunaan narkoba merupakan tanggung
jawab yang tidak lepas dari peran aktif guru pendidikan jasmani. Oleh karenanya
guru dapat mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab pribadi dan sosial
yang lebih besar dalam upayanya memperlakukan orang lain. Setiap ada siswa yang
gagal untuk menyelesaikan tugas atau bertingkah, guru dapat menjadikannya
sebagai contoh kepada yang lain untuk dapat bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri, apakah dia dapat bertanggung jawab untuk menghindari pilihan yang
salah dan membuat pilihan yang benar untuk kebaikannya dimasa mendatang.
Dalam
kaitannya dengan pengajaran moral adalah guru harus mampu membantu siswa dalam
menelaah dan menganalisa mana yang benar dan yang salah. Karena sangat mudah
bagi peserta didik untuk mengatakan “tidak ada aturan yang melarang itu, semua
orang lain juga melakukannya”. Karena sangat penting bagi guru mendidik untuk
tidak merasionalisasikan prinsip perilaku siswa dan menggantinya dengan menggunakan
penalaran moral ketika membuat keputusan. Guru membantu siswa mengajarkan
nilai-nilai moral kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat dan tanggung
jawab
BAB
III
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
Tujuan
utama dalam penanaman etika dan moral dalam pembelajaran pendidikan jasmani
adalah menumbuhkan karakter dan identitas dalam diri setiap peserta didik.
Karena sesuai defenisi pendidikan yaitu memberikan suasana belajar kepada
peserta didik secara teratur dan sistematis yang mampu menjadikan peserta didik
kemampuan untuk bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
Banyak
nilai etika dan moral yang dapat ditanamkan kepada peserta didik seperti
kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Semua nilai yang akan kita tanamkan
tersebut tidak lepas dari peran pendidik yang juga harus memiliki karakter
sebagai seseorang yang menyalurkan ilmu dan juga memiliki integritas tinggi
dalam memberikan proses pembelajaran.
Guru
penjas dapat memanfaatkan sela-sela pembelajaran untuk menanamkan betul
filosofi mengenai etika dan moral dalam pengembangan karakter. Dan akan sangat
efektif jika disampaikan dengan metode permainan secara bersama-sama. Karena
dalam permainan tidak memberikan beban psikologi. Dalam pembelajaran penjas
melalui permainan, peserta didik akan menerima peningkatan karakter berupa
bagaimana berdisiplin, bekerjasama, kejujuran, daya juang dan masih banyak
lagi. Untuk itu dalam peningkatan kualitas penjas di sekolah perlunya
ditanamkan nilai etika dan moral dalam pengajarannya yang dapat mendukung
pencapain karakter siswa. Namun itu semua juga bisa terlaksana jika ada peran
serta dari pihak sekolah. Lengkapnya sarana dan prasarana sangat mendukung
dalam pembentukan etika dan moral peserta didik. Karena proses penyaluran ilmu
pengetahuan akan sampai dengan baik jika peserta didik merasa nyaman dan senang
dalam menerima pendidikan.