Sabtu, 22 Maret 2014

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
OLEH : Dr. Ir. Drs. H. Syahriar Tato, SH. SAB. SSn. MS. MH. MM. IAP

Manajemen adalah proses mengatur dan bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Ada beberapa bagian dari hasil manajemen yaitu Planning, organizing, actuating, controlling. (poac)

bahan baku atau sumber daya manajemen adalah 5M+1TL yaitu :
- Man : manusia sebagai inti sumber daya manajemen
- Money : uang sebagai penggerak awal kegiatan
- Material : bahan / peralatan pendukung
- Machine : peralatan tertentu untuk membantu efisiensi kerja
- Methoded : cara-cara yang dipakai untuk mencapai visi dan misi ( jangka pendek, menengah, panjang ). Metode yang di gunakan harus efisien dan tepat guna
- Time location : tempat dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya

hirarki manajemen :
ts : tehnikal skill
ms : managerial skill :
top manager         ts 25%                                       ms 75%
middle manager     ts 50%                                       ms 50%
low manager         ts 75%                                       ms 25 %
worker               100 %  ts

catatan :
-         Sumber daya mausia tercapai jika manusia cerdas dan sehat
-         Inti MSDM = pengembangan manusia mulai dari belajar membaca ( iqra ). Karena disinilah interaksi dan pengenalan dunia awal.
-         Human relation = hubungan penting antar sesama umat manusia
-         Leadership = kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai
-         Manajemen = kemampuan untuk dapat menyeimbangkan tujuan diri sendiri dan relasi. Manajemen dapat tercapai jika ada hubungan baik mulai dari pihak yang jabatan tertinggi sampai jabatan terendah.
-         Perlunya peningkatan daya saing dalam manajemen sumber daya untuk peningkatan kualitas kerja.
-         Kualitas kerja tidak akan meningkat jika pemimpin (leadership) tidak menciptakan iklim kerja tanpa persaingan
-         Dalam membina hubungan ( relation ) aspek kewajaran sangat penting agar tidak tercipta rasa ketidakpercayaan oleh relasi


PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh : Prof. Amiruddin Semma, M.Si, MM

Ada 3 aspek dalam perencanaan sumber daya manusia :
-         Kemampuan sumber daya (tenaga kerja)
-         Pengembangan tenaga kerja
-         Antisipasi tenaga kerja ke depan

Contoh dalam kemampuan sumer daya adalah “tenaga pendidik”. Tenaga pendidik dalam kemampuan melihat sumber daya adalah mampu untuk melihat bakat atau potensi apa yang dimiliki oleh peserta didik. Mampu melihat dalam bidang atau mata pelajaran apakah seorang anak memiliki potensi yang bagus.
Dalam pengembangan sumber daya ( tenaga kerja). Seoran leader harus mampu menyiapkan kader-kader atau penerus. Ini berguna agar ketika terjadi pergantian leader atau pemimpin, perusahaan tetap bisa dalam kondisi yang baik dan kualitas pekerjaan tetap terjaga.
Untuk antisipasi sumber daya manusia bisa denganmenyusun strategi atau rancangan ke depan agar tetap dapat mempertahankan jalannya perusahaan. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada kader yang akan naik jabatan.


Salah satu teori dari Arthur w Sherman mengatakan bahwa manajemen SDM adalah suatu proses mengantisipasi dan membuat ketentuan (persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam, didalam, dan diluar organisasi. Yg tujuannya adalah untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin dan agar memiliki sejumlah pekerja  yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dalam mengisi posisi yang kapan dan manapun mengalami kekosongan.

Kamis, 20 Maret 2014

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

 PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.

Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1)

Sedangkan  pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.

   PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Ada banyak sekali teorti dan prinsip belajar yang dikemukakan olehh para ahli yang satu dengan yang  lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan cara mengajarnya. Adapun prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran yaitu :
1.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajr pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Barliner, 1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Barliner, 1984 : 372).
“Motivation is the concept we use when describe the force action on or within organism to initiate and direct behavior””. Demikian menurut H.L Petri (Petri, Herbert L, 1983:3). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya. Motivasi juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya, sebagai contoh, siswa belajar dengan sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.

2.    Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum “Law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.


3.    Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Dalam Belajar yang menggunakan pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru kapasitasnya hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan sebagai keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4.    Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.



5.    Tantangan
Dari teori Medan yang dikemukakan oleh Kurt Lwewin, bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar tersebut.apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru pula, demikian seterusnya.
Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep dan generalisasi tersebut.
Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.

6.    Umpan Balik dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan umpan bailk dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditionong dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditionong yang diberikan kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant Conditioning yang diperkuat adalah responsnya. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan umpan balik  yang menyenangkan dan berpengaruh baik untuk usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif ataupun negatif dapat memperkuat belajar (Gage dan Barliner, 1984:272).Sebagai contoh siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, maka nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Karena takut tidak naik kelas, maka anak tersebut terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini nilai buruk dan rasa takut akan mendorong anak tersebut untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut dengan penguatan negatif dan di sini siswa mencoba untuk menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian dapat berupa tagnya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar terjadinya umpan balik dan penguatan.

7.    Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individu. Umumnya proses pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan yang rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran yang klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan berbagai cara. Antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil dalam di dalam pembelajaran.

Minggu, 09 Maret 2014

ILMU KEPELATIHAN (Latihan Kondisi Fisik)



LATIHAN KONDISI FISIK
 Merupakan program yang penting diberikan kepada atlet. Dalam program latihan tersebut haruslah direncanakan secara sistematis dan baik. Dan ditujukan  untuk meningkatkan jasmani dan rohani.
Jika kondisi fisik baik, maka
·        -Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
·        -Akan ada peningkatan dalam kekuatan dan kelentukan
·        -Akan ada ekonomis gerak yang lebih baik pada waktu latihan
·        -Akan ada pemulihan yang cepat dalam organ tubuh saat selesai latihan
·        -Akan ada respon (ransangan) cepat dari tubuh.

DAYA TAHAN
Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Daya tahan terbagi menjadi dua:
·        -Daya tahan kardio respiratori (daya tahan otot dan paru-paru)
·        -Daya tahan otot/muskular

Beberapa faktor yang diperlukan dalam interval training yaitu:
·        -Lamanya latihan
·        -Beban (intensitas latihan)
·        -Repetisi/ulangan melakukan latihan
·        -Masa istirahat/recovery
Perbedaan dari repetisi dan set yaitu:
·        -Repetisi adalah ulangan angkatan yang dilakukan pada waktu angkat beban.
·        -Set adalah jumlah dari ulangan yang dilakukan tersebut

STAMINA
 Adalah suatu faktor yang memungkinka atlet untuk meneruskan kerja, latihan, pertandingan, meskipun berada dalam keadaan kondisi yang letih.
Cara mempertahankan stamina:
·        Melakukan jogging 2-3 seminggu.
Beberapa cara meningkatkan daya tahan menjadi stamina:
·        -Mempertinggi intensitas latihan daya tahan, contoh: interval training dengan intensitas yang tinggi
·        -Memperjauh jarak lari dengan tetap mempertahankan tempo yang tinggi
·        -Mempertinggi tempo
·        -Memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk kerja tersebut.

Contoh interval training untuk stamina:
·        -Jarak lari 10 m
·        -Tempo lari 2:10 setiap 800 m, atau tempo 170 denyut / menit (denyut nadi), atau bisa lebih
·        -Ulangan atau repetisi 10 x
·        -Istirahat/interval 5-10 menit.

Kondisi daya tahan otot tergantung pada:
·        -Kekuatan otot/muscular strength
·        -Jumlah bahan bakar yang ada di otot dan di hati
·        -Diet gizi melalui jangka waktu yang lama
·        -Istirahat yang baik di malam hari

KELENTUKAN (FLEXIBILITY)
 Kemampuan seseorang dimana mempunyai ruang gerak yang luas di dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis.
Manfaat kelentukan:
·        -Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera pada otot
·        -Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan daya tahan
·        -Membantu perkembangan fisik
·        -Menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melakukan gerakan-gerakan

Metode untuk meningkatkan kelentukan:
·        -Melakukan peregangan dinamis antara 20-30 hitungan
·        -Peregangan statis =mempertahankan gerakan 20-30 detik
1.     Regangkan otot perlahan-lahan
2.     Setelah terasa, diamkan sejenak dana kemudian tarik sampai terasa regangan
3.     Pertahankan sikap terakhir secara statis selama 20-3- detik
4.     Seluruh anggota tubuh yang lain harus rileks
5.     Bernafas seperti biasa
6.     Kemudian kembalikan secara perlahan-lahan



KELINCAHAN (AGILITY)
Agilitas adalah speed or changing body pesition or direction/kecepatan merubah arah atau posisi tubuh. Disimpulkan orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada saat bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.
Metode yang digunakan dalam lari bolak-balik:
·        Lari bolak-balik/shuttle run
·        Lari zig-zag
·        Squat thrust
·        Lari rintangan /obtrack run

KEKUATAN/STRENGTH
Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan atau suatu pembebanan.
·        Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas
·        Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet/organ dalam dari resiko kemungkinan terjadinya cedera.



Sabtu, 08 Maret 2014

ILMU KEPELATIHAN (Mentetapkan Sasaran dan Batasan Training)

di pos ini, saya akan membahas sedikit mengenai ilmu kepelatihan dasar yang saya dapatkan ketika masih kuliah di kampus olahraga. semoga bermanfaat. jika ada salah dalam penulisan mohon di koreksi, jika ada informasi yang salah dimohon kritik yang membangun.


ILMU KEPELATIHAN
Sangat penting dalam melatih yaitu menetapkan sasaran. Karena seringkali suatu tim/ atlet tidak bersungguh-sungguh disebabkan karena tidak ada tujuan yang jelas.

PEMBAHASAN
Beberapa alasan mengapa penentuan sasaran sangat diperlukan
·        Penentuan sasaran akan membantu atlet mencurahkan perhatiannya terhadap latihan, untuk mencapai tujuan. Artinya, berlatih dengan tujuan yang jelas akan menambah konsentrasi, usaha, dan semangat.
·        Akan dapat mengatur tingkah/siasat yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
·        Secara mental atlet akan mempunyai kewajiban dan terikat untuk mencapai tujuan tersebut, dengan hal ini akan ada kesadaran, kepercayaan, dan empati dari atlet.
·        Adanya sasaran, atlet akan terdidik.mendidik dirinya sendiri untuk memaksa diri sendiri mencapai sasaran, dan atlet akan percaya diri bahwa ia sanggup untuk mencapai sasaran.

Kriteria menetapkan sasaran.
·        Sebaiknya menetapkan sasaran jangka panjang dan jangka pendek.
·        Sasaran haruslah ditetapkan secara spesifik dan dapat diukur seobyek mungkin
·        Penetapan sasaran berdasarkan RPL (realistic performence & level)
Sasaran realistik perlu dipertimbangkan beberapa hal:
1.     Tingkat motivasi
2.     Kemampuan
3.     Situasi dan kondisi pada waktu itu
4.     Waktu yang tersedia
5.     Sarana dan prasarana
6.     Dukungan sosial
·        Menentukan sasaran sebaiknya ditetapkan bersama oleh pelatih dan atlet
·        Sebaiknya jangan terlalu banyak menentukan sasaran sekaligus
·        Nyatakan sasaran secara tertulis, sehingga dapat dilihat atau dipahami oleh semua orang. Maka atlet akan merasa mempunyai moral .
·        Menetapkan sasaran berdasarkan prestasi atlet.
·        Kemajuan yang diharapkan bisa tercapai.
·        Menetapkan sasaran bukan hanya berlaku prestasi dalam menetapkan fisik atlet.

Tujuan dari training atau latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan prestasinya semaksimal mungkin.
Ada 4 aspek latihan yang dilakukan untuk mencapai sasaran:
·        Latihan kondisi fisik (fisical training). Yaitu latihan untuk mengembangkan kemampuan fisik secara menyeluruh. Contohnya adalah kekuatan, kecepatan, flexibilitas,dll.
·        Latihan tehnik, (technical training).yaitu latihan untuk mempermahir tehnik-tehnik dasar yang dimiliki,membentuk dan mengembangkan kebiasaan motorik.
·        Latihan taktik dan strategi.strategi adalah suatu perencaan yang dilakukan jauh sebelum pertandingan. Dan taktik adalah suatu upaya atau gerakan-gerakan yang dilakukan untuk mensiasati lawan.

BATASAN TRAINING
Yaitu proses yang sistematis dari berlatih dan bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang tetapi penuh kian hari kian menambah beban/pekerjaan yang dilakukan
·        Sistematis yaitu terencana, terjadwal, menurut pola.
·        Metodis yaitu dilakukan mulai dari yang mudah ke sukar secara teratur, atau mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
·        Berulang-ulang yaitu bertujuan agar gerakan yang semula sukar setelah berulang-ulang dilakukan menjadi mudah.
·        Kian hari artinya adalah bahwa penambahan beban dilakukan secara periodik. Tidak dilakukan penambahan beban setiap hari.

PRINSIP BEBAN BERLEBIH
Yaitu prinsip latihan yang paling mendasar, akan tetapi paling penting. Karena tanpa ada prinsip beban berlebih, maka prestasi atlet tidak akan mungkin  meningkat.
Namun, dalam pemberian beban berlebih, jangan sampai memberi beban yang terlalu berat, karena bisa mengakibatkan kelebihan latihan atau over training.

PRINSIP KEKHUSUSAN
Yaitu prinsip yang mengarah pada perubahan morfologi fungsional tubuh.

Prinsip beban bertambah
Yaitu penambahan beban secara bertahap dengan memperhatikan peraturan peningkatan intensitas serta lamanya bertahan. Dengan begitu, otot akan mengalami peningkatan secara siknifikan.
Prinsip beban beraturan yaitu prinsip yang mengupayakan untuk melatih otot-otot yang besar lalu dilanjutkan melatih otot-otot yang lebih kecil. Ini dikarenakan otot besar mudah untuk memberikan bentuk latihan dan otot kecil lebih cepat lelah.
Prinsip spesialisasi yaitu prinsip yang mengarah pada jenis atau syarat tertentu seperti
·        Umur
·        Jenis kelamin
·        Bentuk tubuh
·        Kedewasaan
·        Latar belakang pendidikan
·        Lamanya berlatih
·        Tingkat kesegaran jasmani
·        Ciri-ciri psikologis
·        Waktu kerja
·        Nutrisi yang diperoleh
·        Sarana dan prasarana

Kemampuan atlet dalam berusaha tergantung dari beberapa hal
·        Usia biologis dan kronologis atlet
·        Pengalaman dalam olahraga
·        Status kesehatan
·        Dan dalam melakukan latihan, pelatih juga harus mempertimbangkan faktor-faktor diluar latihan yang mungkin saja menuntut banyak energi

Untuk para pelatih, perlu memperhatikan:
·        Menghindari ketakutan yang mungkin terjadi pada atlet khususnya latihan yang berat
·        Jangan sampai kurang memberi motivasi
·        Jangan sampai tidak mengetahui prinsip-prinsip dalam melatih
·        Harus dapat bertindak tegas kepada atlet dan dapat menuntut disiplin yang tegas

Cara mengukur intensitas latihan
1. DNM=220-umur
Takaran intensitas latihan:
·        Olahraga prestasi (80-90%)
·        Olahraga kesehatan (70-85%)


Contoh: atlet berusia 20 tahun
            =(220-20)
            =200
            =200x80/100
            =160

Teori yang kedua adalah intensitas latihan yang diukur dengan  denyut jantung (heart rate)
Rumus= thr +0,6 (MHR-RHR)
THR= training heart rate (denyut jantung per menit)
            (denyut jantung latihan)
MHR= max heart rate (denyut jantung per menit)
            (denyut jantung maksimal)
RHR dapat ditentukan dengan menghitung denyut nadi dalam keadaan istirahat
MHR= 220-umur
Contoh:
            RHR=60
            THR= 60+0,6 (220-20)-60)
                        = 60 +0,6 (200-60)
                        = 60+0,6 (140)
                        =60+84
                        =144
               
RELAKSASI
Yaitu suatu faktor yang sangat penting dalam olahraga. Relaksasi adalah hilangnya ketegangan fisik maupun mental. Relaksasi berhubungan dengan  tinggi rendahnya tingkat ketegangan di dalam otot.


Popular Post