semester 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Filsafat
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil
dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia.
Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga
arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam
konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen
dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika bahasa.
B. Pengertian Pendidikan Jasmani
1. Menurut Bucher.
Pendidikan Jasmani adalah bagian
integral dari seluruh proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan fisik,
mental, emosi dan sosial melalui aktivitas jasmani yang telah dipilih untuk
mencapai hasilnya.
2. Menurut Agus Mahendra.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas
jasmani, permainan dan olahraga yang dipilih untuk mencapai tujuan pendidikan
3. Menurut Singer.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu program
aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh (melibatkan otot-otot besar) yang
dirancang untuk menghasilkan beragam
pengalaman dan tujuan, antara lain belajar sosial, intelektual, keindahan dan
kesehatan.
Dari berbagai pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromuskular,
perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan
nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna dan Kedudukan Pendidikan Jasmani
Bangsa kita saat ini tengah
digoncang dengan maraknya alat-alat tekhnologi yang canggih dimasyarakat
ditambah dengan adanya krisis ekonomi yang sangat memukul hati bangsa kita, dan
hingga kini rasa itu terus membekas bagaikan luka didalam sebagian
besar masyarakat kita belum lagi kondisi dunia saat ini yang dihadapkan pada
perebutan kekuasaan dan politik yang mengakibatkan ekonomi bangsa kita telah
terjatuh pada keadaan yang tak dapat terkendali lagi. Dan buah dari semua itu
manghasilkan suatu persoalan yang diantaranya harga barang yang tak dapat
terkendali selalu pada level yang tinggi, sulitnya hidup bagi para kaum kecil,
ditambah konflik yang terus terjadi diberbagai daerah dan kota, serta
tinggginya pengangguran hingga defisit negeri kita yang semakin memuncak.
Meskipun negara-negara maju
telah mengambil langkah-langkah yang pasti terhadap persoalan tersebut, namun
negeri kita tetap dalam keadaan yang lemah, tidak hanya itu namun kemajuan
tekhnologi informasi dan komunikasi juga telah mencapai saat yang begitu maju
yang akhirnya menghadapkan kepada para remaja dan anak-anak kita hidup pada
gaya yang semakin jauh dari semangat perkembangan total,karena mereka lebih
asyik duduk dan bersantai yang akhirnya mengorbankan kepentingan
keunggulan fisik dan moralnya secara individu. Mereka lebih mengutamakan bahkan
senang dengan gaya hidup sedenter { kurang gerak}. Ini diakibatkan dengan
adanya tekhnologi yang hampir semua pekerjaan dan gerakan hanya dilakukan oleh
serangkaian mesin yang tidak lain hanya membuat orang menjadi malas. Akhirnya
akan menimbulkan sebuah efek dimana kaki dan tangan tidak dapat lagi melakukan
olahraga sebagaimana mestinya, dalam keadaan serta kondisi seperti inilah kita
akan dapat mengetahi peranan makna dan kedudukan pendidikan jasmani.
Pada hakikatnya pendidikan
jasmani adalah proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan dalam kualitas diri seseorang baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan seseorang sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya pendidikan jasmani adalah suatu ilmu
pendidikan yang memiliki kajian yang begitu luas. Titik fokusnya adalah
memberikan peningkatan pada gerak fungsi, Lebih utamanya penjas berkaitan
dengan hubungan antara gerak seseorang dan wilayah pendidikan lainnya hubungan
dari perkembangan tubuh fisik dan fikiran serta jiwanya.
Pendidikan diartikan dengan
sebagai ungkapan dan kalimat namun pada akhirnya memiliki esensi yang sama
dimana jika disimpulkan akan bermakna jelas bahwa pendidikan jasmani
memanfaatkan alat fisik untuk pengembangan kebutuhan manusia. Dalam kaitannya
diartikan bahwa melalui fisik aspek mental dan emosional turut terkembangkan,
bahkan sampai pada penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain
misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benr-benar pada perkembangan
moral, tetapi aspek fisik tidak terkembangkan baik langsung maupun tidak.
sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam
‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
B. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidkan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan jasmani adalah
suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan
gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak
manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik
dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap
wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani
yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.Per definisi, pendidikan
jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama,
yang jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani
memanfaatkan alat fisik untuk mengembangan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini
diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut
terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang
lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada
perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut terkembangkan, baik langsung
maupun secara tidak langsung.
Sungguh, pendidikan jasmani
ini karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik
tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan:
psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer,
penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat
pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat
jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.
Kesatuan Jiwa dan Raga
Pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan raga atau
tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah, dengan
penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang mengarah pada
penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik secara lebih
inferior.
Pandangan yang berbeda lahir
dari filsafat monisme, yaitu suatu kepercayaan yang memenangkan kesatuan tubuh
dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan Athena Kuno, dengan
konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto tersebut sering
dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmani
tradisional: aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari tubuh; yaitu
jiwa, tubuh, dan spirit. Ungkapan Zeigler bahwa fokus dari bidang pendidikan
jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas
fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program
pendidikan jasmani. Akan tetapi, pertanyaan nyata yang harus dikedepankan
di sini bukanlah ‘apakah kita percaya terhadap konsep holistik tentang
pendidikan jasmani, tetapi, apakah konsep tersebut saat ini bersifat dominan
dalam masyarakat kita atau di antara pengemban tugas penjas sendiri?
Dalam masyarakat sendiri,
konsep dan kepercayaan terhadap pandangan dualisme di atas masih kuat berlaku.
Bahkan termasuk juga pada sebagian besar guru penjas sendiri, barangkali
pandangan demikian masih kuat mengakar, entah akibat dari kurangnya pemahaman
terhadap falsafah penjas sendiri, maupun karena kuatnya kepercayaan itu. Yang
pasti, masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari menyadari terhadap
peranan dan fungsi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, sehingga proses
pembelajaran penjas di sekolahnya masih lebih banyak ditekankan pada program
yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam kasus Indonesia,
penekanan yang berat itu masih dipandang labih baik, karena ironisnya, justru
program pendidikan jasmani di kita malahan tidak ditekankan ke mana-mana. Itu
karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program penjas
dipandang tidak penting sama sekali.
Nilai-nilai yang dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh masih jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat kita. Ini bersumber dan disebabkan oleh kenyataan pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat banyak kasus atau contoh di mana orang menolak manfaat atau nilai positif dari penjas dengan menunjuk pada kurang bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani di lapangan seperti yang dapat mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apa yang kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam bidang pendidikan jasmani kita.
Nilai-nilai yang dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh masih jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat kita. Ini bersumber dan disebabkan oleh kenyataan pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat banyak kasus atau contoh di mana orang menolak manfaat atau nilai positif dari penjas dengan menunjuk pada kurang bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani di lapangan seperti yang dapat mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apa yang kita praktikkan (gap antara teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam bidang pendidikan jasmani kita.
Hubungan Pendidikan Jasmani
dengan Bermain dan Olahraga
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah
suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli
memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi,
yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi,
pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga
melibatkan aktivitas kompetitif.
Bermain, olahraga dan
pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat
melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan
kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan
pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan.
untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan
pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus
beriringan bersama.
Lalu bagaimana dengan rekreasi
dan dansa (dance)? Rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Akan
tetapi, rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga
dari waktu luang.” Dalam pandangan itu, aktivitas diseleksi oleh individu sebagai
fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya
membuang-buang waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang
menyehatkan pada aspek fisik, mental dan sosial. Jay B. Nash menggambarkan
bahwa rekreasi adalah pelengkap dari kerja, dan karenanya merupakan kebutuhan
semua orang. Dengan demikian, penekanan
dari rekreasi adalah dalam nuansa “mencipta kembali” (re-creation) orang
tersebut, upaya revitalisasi tubuh dan jiwa yang terwujud karena menjauh’ dari
aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada pula yang berpendapat,
tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan
tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan
jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas
benar belaka., sebab yang paling penting dari kesemuanya itu tujuannya bersifat
menyeluruh.
Secara sederhana, pendidikan
jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
1. Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika,
dan perkembangan sosial.
2. Mengembangkan kepercayaan diri
dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
3. Memperoleh dan mempertahankan
derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari
secara efisien dan terkendali.
4. Mengembangkan nilai-nilai
pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun
perorangan.
5. Berpartisipasi dalam aktivitas
jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa
berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
6. Menikmati kesenangan dan
keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.Diringkaskan
dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu
harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah
pentingnya dalam domain afektif. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian
anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka setelah dewasa kelak.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan jasmani merupakan
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik,
neuromuskular, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional dalam kerangka
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk
pengembangan kebutuhan manusia. Dalam kaitannya diartikan bahwa melalui fisik
aspek mental dan emosional turut terkembangkan, bahkan sampai pada penekanan yang
cukup dallam. Sungguh, pendidikan jasmani ini
karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
Pendidkan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik,
mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Tujuan pendidikan adalah untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Ada pula yang berpendapat,
tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan
tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan
jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas
benar belaka., sebab yang paling penting dari kesemuanya itu tujuannya bersifat
menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.