Rabu, 13 Mei 2015

PROGRAM GERAK BAGI ANAK USIA DINI

semester 1

A. Pengantar
Pendidikan anak usia dini telah menjadi fokus perhatian pemerintah dan masyarakat dewasa ini. Pertumbuhan dan perkembangan TK, taman bermain, daycare, serta pusat pengembangan anak lainnya telah menunjukkan minat yang besar kepada kelompok ini, terutama yang berhubungan dengan pembekalan bidang motoriknya. Hal ini di dukung terutama oleh temuan-temuan penelitian dalam bidang fisiologi perkembangan otak (jensen, 1998) yang memfokuskan perhatiannya pada pentingnya pengalaman dini pada pengembangan potensial gerak (motor), kognitif, emosional, dan sosial usia dini (usia 2-5 tahun).

B. Pendahuluan
Pentingnya sumbangan dan nilai “gerakan” dalam perkembangan anak dewasa ini sedang diakui oleh para ahli dan para praktisi di bidang pendidikan anak usia dini. Para praktisi telah semakin menyadari bahwa gerakan memainkan peran yang amat sangat penting dalam menjamin perkembangan anak usia dini di masa depan. Selama mengikuti aktivitas gerak, anak-anak menggunakan berbagai modalitas sensoris, sehingga menciptakan hubungan-hubungan saraf dalam sirkuit otak anak.
Anak adalah masa untuk memulai perkembangan gaya hidup yang sehat dan aktif. Perkembangan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang mengarah pada gaya hidup aktif dan sehat tentu harus diajarkan dengan sengaja dan terencana.

C. Program Gerak yang Berkualitas Untuk Anak Usia Dini
Anak usia dini (3-5 tahun) diasosiasikan dengan masa perkembangan motorik dari fase gerak fundamental (gabbard, 2000; gallahue, 1998). Usia ini merupakan usia atau periode unik dalam masa kehidupan manusia, terutama karena mulai tumbuhnya keterampilan gerak fundamental yang membangun fondasi di mana pengalaman belajar harian dapat berpengaruh signifikan pada pemantapan sikap dan apresiasi positif terhadap partisipasi jangka panjang dalam aktifitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan.
Program penjas yang tepat sesuai perkembangan anak mengakomodasi karakteristik individual anak yang bervariasi seperti status perkembangan, pengalaman gerak sebelumnya, tingkat kebugaran dan keterampilan, ukuran dan postur tubuh serta usia. Program gerak yang berkualitas akan sesuai bagi semua anak, baik secara perkembangan maupun kepengajarannya. Latihan yang sesuai dengan perkembangan dalam program gerak adalah isi latihan yang mengakui kemampuan gerak anak yang berbeda-beda serta meningkatkan pengalaman belajar yang menantang setiap anak untuk bergerak ke tahap perkembangan berikutnya.
Guru yang efektif akan memanfaatkan Standard Nasional untuk Pendidikan jasmani bersamaan dengan kurikulum yang sudah ada untuk merancang program yang tepat bagi anak. Mereka mengevaluasi kemajuan anak dan bertanggung jawab pada pembelajaran siswa. Hasil akhir dari pembelajaran yang dirancangnya adalah anak yang terdidik secara fisik, yaitu seseorang yang mengetahui dan menghargai aktivitas fisik, memiliki kebugaran jasmani, serta memiliki keterampilan yang memadai untuk berpartisipasi serta terlibat secara teratur dalam aktivitas yang meningkatkan kesehatan.

D. Premis dari Program Gerak yang Berkualitas
Sedikitnya ada 5 buah premis yang penting dipahami dan dikembangkan oleh guru yaitu :
·        Guru adalah pembimbing dan fasilitator. Dimana anak usia dini belajar melalui keterlibatan, pengamatan dan pemodelan yang memerlukan campur tangan guru dalam memfasilitasi keaktifan keterlibatan anak dalam pembelajaran. Guru membentuk lingkungan dengan dasar tujuan khusus dalam kepalanya dan kemudian membimbing anak-anak kearah tujuan tersebut.
·        Anak harus terlibat dalam program gerak yang dirancang untuk perkembangan mereka. Anak usia dini memerlukan berbagai pengalaman yang akan mengarahkan mereka pada keterampilan gerak fundamental yang matang. Perkembangan kemampuan gerak fundamental bersifat ager-related dan bukan age-determined. Guru dari anak yang berusia 3,4 dan 5 tahun benar-benar perlu memahami kontinum dari perkembangan gerak dari masa bayi hingga usia 5 tahun, karena polanya berbeda dari anak yang sudah di sekolah dasar.
·        Anak usia dini belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Konsep yang diterima dengan baik ini sering dinyatakan dengan berbagai ungkapan: anak belajar melalui perbuatan (learn by doing); anak belajar melalui keterlibatan aktif dengan orang dan objek lain.
·        Anak usia dini belajar dan berkembang dalam model yang terpadu. Perkembangan gerak, kognitif, emosional dan sosial berlangsung saling terkait. Pengalaman belajar gerak harus melampaui dan saling berkaitan dengan wilayah perkembangan lain.
·        Pengalaman gerak terencana meningkatkan pengalaman bermain. Sebuah kombinasi dari permainan dengan pengalaman gerak terencana, yang secara khusus dirancang untuk membantu anak mengembangkan keterampilan gerak fundamentalnya, sangat bermanfaat dalam membantu anak dalam perkembangan umum mereka.

program gerak yang approriate dan inaproriate bagi anak Usia 3-5 tahun

isi program gerak
appropriate Practice
guru merencanakan program gerak dengan ruang lingkup dan urutan yang didasarkan pada tujuan dan hasil yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Inappropriate practice
Guru merencanakan  program gerak di sekitar minat dan keahlian, rujukan, serta latar belakang dirinya, sehingga mengabaikan kontinum dari perkembangan gerak anak yang berfokus pada hasil dan tujuan yang sesuai perkembangan.

Memfasilitasi Perkembangan Total
Appropriate Practice
Guru merancang aktivitas gerak untuk membantu perkembangan total anak. Peranan unik dari program gerak, yang memungkinkan anak belajar bergerak sambil bergerak untuk belajar, benar-benar diperhitungkan dan dieksplorasi. Guru menyediakan kesempatan yang luas dalam program gerak agar anak meningkatkan perkembangan gerak, kognitif, emosional dan sosialnya.
Inappropriate Practice
Guru memandang program gerak sebagai suatu hal yang terpisah dari wilayah pelajaran lain. Guru seolah-olah hanya bertugas menyalurkan “kelebihan energi anak” semata-mata.

Merancang pengalaman belajar
Appropriate Practice
Guru memanfaatkan baik metode mengajar langsung dan tidak langsung. Metode langsung memberikan model pengajaran pada anak untuk mereplikasi, sedangkan metode tidak langsung mendorong anak mengeksplorasi dan menemukan kemungkinan gerak yang luas.
Inappropriate Practice
Guru menerapkan metode yang diarahkan guru dengan struktur yang ketat. Pengajaran dengan kelompok besar sering digunakan di mana anak diharapkan menampilkan aktivitas yang sama secara serentak.

Mengembangkan keterampilan dan konsep gerak
Appropriate practice
Guru memberikan instruksi yang sering dan bermakna, termasuk kesempatan latihan yang cukup, untuk mengembangkan pemahaman fungsional tentang konsep gerak (kesadaran ruang, usaha, dan keterhubungan) di samping keterampilan gerak fundamental. Kesempatan ini bersifat layak secara perkembangan untuk anak berada dalam konteks pengalaman kependidikan total mereka.
Inappropriate Practice
Guru memadukan jumlah terbatas aktivitas yang dirancang untuk memenuhi standard yang telah ditentukan sebelumnya atau menggunakan aktivitas yang memerlukan hanya satu response yang benar. Kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan konsep gerak dan keterampilan gerak amat dibatasi.

Menerapkan Penilaian
Approriate practice
Guru menggunakan penilaian otentik didasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang anak karakteristik perkembangan anak dan pengamatan berkelanjutan tentang anak dalam aktivitas belajar. Informasi ini digunakan untuk mengindividualisasikan  pengajaran, merencanakan pelajaran yang berorientasi tujuan, mengidentifikasi anak kebutuhan khusus, mengkomunikasikan dengan orang tua, dan menilai keberhasilan program.
Inappropriate Practice
Guru menilai anak hanya didasarkan pada test yang berskor, seperti tes keterampilan gerak, tes bernorma, dan tes kebugaran berstandard.

Memfasilitasi Partisipasi Maksimum
Appropriate Practice
Guru menggunakan aktivitas yang tidak menyisihkan kesempatan anak dan dengan sering memodivikasi aktivitas untuk meningkatkan partisipasi maksimum. Akan tetapi, mereka mengakui bahwa anak usia dini memerlukan periode istirahat singkat ketika berpartisipasi dalam aktivitas yang intens.
Inappropriate Practice
Guru gagal memaksimalkan kesempatan untuk belajar atau berlatih keterampilan gerak dengan mewajibkan anak banyak menunggu giliran.

Memungkinkan  Pengulangan dan Variasi
Appropriate Practice
Guru menyediakan pengalaman belajar baru yang bervariasi yang menekankan keterampilan gerak yang sama, melewati konteks lingkungan yang berbeda, yang memungkinkan perkembangan bertahap dari pola gerak yang diinginkan.
Inappropriate Practice
Aktivitas diulang tanpa variasi atau diperkenalkan dan dilatih hanya sekali setahun, sehingga menyediakan kesempatan terbatas untuk anak mengembangkan fundasi yang kokoh dalam keterampilan gerak.

Meningkatkan keberhasilan untuk semua anak
Appropriate Practice
Guru menyediakan kesempatan bagi anak untuk berlatih keterampilan pada tingkat keberhasilan yang tinggi, menyesuaikannya dengan tingkat keterampilan individual mereka dan di dalam lingkungan yang memungkinkan anak “mencoba kembali” serta “berusaha mencapai yang terbaik”.
Inappropriate Practice
Guru mengarahkan anak untuk menampilkan aktivitas yang “terlalu mudah” atau “terlalu sulit” sehingga menyebabkan kebosanan, frustasi, dan/atau berperilaku menyimpang.

Mengembangkan kebugaran-kesehatan
Appropriate Practice
Gur mendemonstrasikan sikap positif terhadap kebugaran dan mengakui pentingnya anak menghargai aktivitas fisik sebagai kebiasaan sepanjang hayat. Anak mengalami keriangan dan belajar menghargai kemampuan gerak mereka sebagai usaha sepanjang hidup.

Inappropriate Practice
Guru mengabaikan pentingnya penjelasan tentang mengapa aktivitas sangat penting dan merencanakan aktivitas yang tidak memotivasi di mana anak secara teratur harus menunggu giliran, menunggu alat, lari mengelilingi lapangan, menampilkan kalestenik atau berpartisipasi dalam program mengikuti tayangan video.

Memadukan aktivitas halus dan kasar
Appropriate Practice
Guru menyediakan pengalaman belajar aktivitas gerak baik yang bersifat halus (misalnya aktivitas permainan-jari) maupun bersifat kasar) misalnya lari dan lempar) dalam kurikulum program kelasnya.
Inappropriate Practice
Guru menekankan salah satu saja baik yang halus saja atau yang kasar saja dalam pengalaman belajar.

Mendorong Ekspresi Individual yang bebas
Appropriate Practice
Guru mendorong penggunaan gerakan sebagai bentuk ekspresi individual. Mereka merencanakan kesempatan bagi anak untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian memfasilitasi penemuan-penemuan berbagai solusi masalah melalui gerak.
Inappropriate Practice
Program gerak tidak memasukkan pengalaman dansa yang ritmis, ekspresif dan kreatif dan tidak menilai penting memberi pengalaman kepada anak dengan berbagai latar belakang budaya masyarakat.

Mengajar senam kependidikan
Appropriate Practice
Guru menyajikan wilayah keterampilan gerak yang luas seperti keseimbangan, mengguling, melompat dan mendarat, memanjat, serta mengalihkan berat tubuh.
Inappropriate Practice
Guru menargetkan bahwa semua anak menampilkan keterampilan yang sudah ditetapkan seperti roll depan, baling-baling, atau yang lain.

Mengajar permainan
Appropriate Practice
Ketika guru menggunakan permainan, permainan itu mengukuhkan tujuan yang direncanakan. Guru memilih, merancang, meruntutkan, dan memodifikasi permainan untuk memaksimalkan pembelajaran dan kesenangan anak.
Inappropriate practice
Guru memadukan permainan dengan tujuan yang tidak jelas atau hanya sekedar menjaga agar anak sibuk, bahagia, dan tenang

Memadukan Program Gerak dan Permainan
Appropriate Practice
Program gerak direncanakan dan diorganisasikan oleh guru sebagai bagian dari program pendidikan total. Mereka dimasukkan dalam kurikulum harian. Pengalaman gerak dalam ruangan dan luar ruangan yang direncanakan secara teratur akan meningkatkan pengalaman bermain anak.
Inappropriate Practice
Guru menggunakan program gerak di luar ruangan dan permainan bebas hanya sebagai cara untuk mengurangi kelebihan energi anak; dicirikan dengan kurangnya tujuan, organisasi, perencanaan dan pengajaran
menjadwalkan Aktivitas
appropriate Practice
guru menjadwalkan aktivitas gerak sebagai bagian integral dari program kependidikan total. Akumulasi dari 30 hingga 60 menit per hari, aktivitas fisik yang sesuai dengan perkembangan anak dari ukuran moderat hingga cukup berat akan meliputi baik pengalaman belajar yang terstruktur maupun yang bersifat permainan bebas.
Appropriate Practice
Jadwal harian guru tidak memasukkan pengajaran aktivitas gerak.

Penyediaan Lingkungan Aman dan Memadai
Appropriate Practice
Guru menyiapkan lingkungan yang aman secara fisik dan psikologis dimana tersedian ruang untuk bergerak secara bebas dan mengeksplorasi kemampuan mereka. Guru menawarkan pilihan alat dan tingkat kesulitan aktivitas yang sesuai dengan kompetensi anak.
Inappropriate Practice
Guru tidak membuat pertimbangan pada kesiapan setiap anak untuk belajar. Semua anak diberi tugas yang sama tanpa memberikan kesempatan mengembangkan berbagai kemampuan, sehingga menciptakan atmosfer yang memprihatinkan dan kemungkinan gagal yang besar.

Membatasi ukuran kelas
Appropriate Practice
Guru membatasi ukuran kelompok agar mampu memberikan pengajaran yang diindividualisasikan secara tepat. Idealnya, tidak lebih dari 9 hingga 10 anak usia 4-5 tahun yang dibimbing seorang guru.
Inappropriate Practice
Guru mengatur anak dalam kelompok yang lebih besar dari yang direkomendasikan untuk aktifitas fisik, sehingga memerlukan penggunaan metode yang lebih “teacher-directed” dan membatasi kesempatan untuk berekplorasi dan penemuan terbimbing.

Memfasilitasi Kesetaraan Gender
Appropriate Practice
Guru secara adil dan setara mendorong, mendukung dan mensosialisasikan baik laki-laki maupun perempuan ke arah prestasi berhasil dalam seluruh aktivitas gerak di dalam kurikulum yang anti-bias. Pengembangan keterampilan gerak pada kelompok usia ini tidak menghilangkan perbedaan gender.
Inappropriate Practice
Guru mendorong anak perempuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang menekankan peranan pasif tradisional dan mendorong anak laki untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang lebih agresif.

Mendukung Komunikasi Guru-Orang Tua
Appropriate Practice
Guru bekerja secara berpasangan, berkomunikasi secara reguler dengan orang tua. Informasi diberikan tentang kurikulum gerak dengan tujuan mempromosikan keterlibatan orang tua dalam perkembangan keterampilan gerak anak. Berbagai variasi aktivitas gerak disarankan digunakan dan dilatihkan juga dirumah untuk memperkuat dan meningkatkan konsep gerak yang dikembangkan dalam kurikulum harian.
Inappropriate Practice

Komunikasi guru dengan orang tua hanya terfokus pada perkembangan kognitif dan sosial anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.

Popular Post