semester 1
A.
Pengantar
Pendidikan
anak usia dini telah menjadi fokus perhatian pemerintah dan masyarakat dewasa
ini. Pertumbuhan dan perkembangan TK, taman bermain, daycare, serta pusat
pengembangan anak lainnya telah menunjukkan minat yang besar kepada kelompok
ini, terutama yang berhubungan dengan pembekalan bidang motoriknya. Hal ini di
dukung terutama oleh temuan-temuan penelitian dalam bidang fisiologi
perkembangan otak (jensen, 1998) yang memfokuskan perhatiannya pada pentingnya
pengalaman dini pada pengembangan potensial gerak (motor), kognitif, emosional,
dan sosial usia dini (usia 2-5 tahun).
B.
Pendahuluan
Pentingnya
sumbangan dan nilai “gerakan” dalam perkembangan anak dewasa ini sedang diakui
oleh para ahli dan para praktisi di bidang pendidikan anak usia dini. Para
praktisi telah semakin menyadari bahwa gerakan memainkan peran yang amat sangat
penting dalam menjamin perkembangan anak usia dini di masa depan. Selama
mengikuti aktivitas gerak, anak-anak menggunakan berbagai modalitas sensoris,
sehingga menciptakan hubungan-hubungan saraf dalam sirkuit otak anak.
Anak
adalah masa untuk memulai perkembangan gaya hidup yang sehat dan aktif.
Perkembangan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang mengarah pada gaya hidup
aktif dan sehat tentu harus diajarkan dengan sengaja dan terencana.
C.
Program Gerak yang Berkualitas Untuk Anak Usia Dini
Anak
usia dini (3-5 tahun) diasosiasikan dengan masa perkembangan motorik dari fase
gerak fundamental (gabbard, 2000; gallahue, 1998). Usia ini merupakan usia atau
periode unik dalam masa kehidupan manusia, terutama karena mulai tumbuhnya
keterampilan gerak fundamental yang membangun fondasi di mana pengalaman
belajar harian dapat berpengaruh signifikan pada pemantapan sikap dan apresiasi
positif terhadap partisipasi jangka panjang dalam aktifitas fisik yang
berhubungan dengan kesehatan.
Program
penjas yang tepat sesuai perkembangan anak mengakomodasi karakteristik
individual anak yang bervariasi seperti status perkembangan, pengalaman gerak
sebelumnya, tingkat kebugaran dan keterampilan, ukuran dan postur tubuh serta
usia. Program gerak yang berkualitas akan sesuai bagi semua anak, baik secara
perkembangan maupun kepengajarannya. Latihan yang sesuai dengan perkembangan
dalam program gerak adalah isi latihan yang mengakui kemampuan gerak anak yang
berbeda-beda serta meningkatkan pengalaman belajar yang menantang setiap anak
untuk bergerak ke tahap perkembangan berikutnya.
Guru
yang efektif akan memanfaatkan Standard Nasional untuk Pendidikan jasmani
bersamaan dengan kurikulum yang sudah ada untuk merancang program yang tepat
bagi anak. Mereka mengevaluasi kemajuan anak dan bertanggung jawab pada
pembelajaran siswa. Hasil akhir dari pembelajaran yang dirancangnya adalah anak
yang terdidik secara fisik, yaitu seseorang yang mengetahui dan menghargai
aktivitas fisik, memiliki kebugaran jasmani, serta memiliki keterampilan yang
memadai untuk berpartisipasi serta terlibat secara teratur dalam aktivitas yang
meningkatkan kesehatan.
D.
Premis dari Program Gerak yang Berkualitas
Sedikitnya
ada 5 buah premis yang penting dipahami dan dikembangkan oleh guru yaitu :
·
Guru adalah pembimbing dan fasilitator.
Dimana anak usia dini belajar melalui keterlibatan, pengamatan dan pemodelan
yang memerlukan campur tangan guru dalam memfasilitasi keaktifan keterlibatan
anak dalam pembelajaran. Guru membentuk lingkungan dengan dasar tujuan khusus
dalam kepalanya dan kemudian membimbing anak-anak kearah tujuan tersebut.
·
Anak harus terlibat dalam program gerak
yang dirancang untuk perkembangan mereka. Anak usia dini memerlukan berbagai
pengalaman yang akan mengarahkan mereka pada keterampilan gerak fundamental
yang matang. Perkembangan kemampuan gerak fundamental bersifat ager-related dan
bukan age-determined. Guru dari anak yang berusia 3,4 dan 5 tahun benar-benar
perlu memahami kontinum dari perkembangan gerak dari masa bayi hingga usia 5
tahun, karena polanya berbeda dari anak yang sudah di sekolah dasar.
·
Anak usia dini belajar melalui interaksi
dengan lingkungannya. Konsep yang diterima dengan baik ini sering dinyatakan
dengan berbagai ungkapan: anak belajar melalui perbuatan (learn by doing); anak
belajar melalui keterlibatan aktif dengan orang dan objek lain.
·
Anak usia dini belajar dan berkembang
dalam model yang terpadu. Perkembangan gerak, kognitif, emosional dan sosial
berlangsung saling terkait. Pengalaman belajar gerak harus melampaui dan saling
berkaitan dengan wilayah perkembangan lain.
·
Pengalaman gerak terencana meningkatkan
pengalaman bermain. Sebuah kombinasi dari permainan dengan pengalaman gerak
terencana, yang secara khusus dirancang untuk membantu anak mengembangkan
keterampilan gerak fundamentalnya, sangat bermanfaat dalam membantu anak dalam
perkembangan umum mereka.
program
gerak yang approriate dan inaproriate bagi anak Usia 3-5 tahun
isi program gerak
appropriate Practice
guru
merencanakan program gerak dengan ruang lingkup dan urutan yang didasarkan pada
tujuan dan hasil yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Inappropriate practice
Guru
merencanakan program gerak di sekitar
minat dan keahlian, rujukan, serta latar belakang dirinya, sehingga mengabaikan
kontinum dari perkembangan gerak anak yang berfokus pada hasil dan tujuan yang
sesuai perkembangan.
Memfasilitasi Perkembangan Total
Appropriate Practice
Guru
merancang aktivitas gerak untuk membantu perkembangan total anak. Peranan unik
dari program gerak, yang memungkinkan anak belajar bergerak sambil bergerak
untuk belajar, benar-benar diperhitungkan dan dieksplorasi. Guru menyediakan
kesempatan yang luas dalam program gerak agar anak meningkatkan perkembangan
gerak, kognitif, emosional dan sosialnya.
Inappropriate Practice
Guru
memandang program gerak sebagai suatu hal yang terpisah dari wilayah pelajaran
lain. Guru seolah-olah hanya bertugas menyalurkan “kelebihan energi anak”
semata-mata.
Merancang pengalaman belajar
Appropriate Practice
Guru
memanfaatkan baik metode mengajar langsung dan tidak langsung. Metode langsung
memberikan model pengajaran pada anak untuk mereplikasi, sedangkan metode tidak
langsung mendorong anak mengeksplorasi dan menemukan kemungkinan gerak yang
luas.
Inappropriate Practice
Guru
menerapkan metode yang diarahkan guru dengan struktur yang ketat. Pengajaran
dengan kelompok besar sering digunakan di mana anak diharapkan menampilkan
aktivitas yang sama secara serentak.
Mengembangkan keterampilan dan
konsep gerak
Appropriate practice
Guru
memberikan instruksi yang sering dan bermakna, termasuk kesempatan latihan yang
cukup, untuk mengembangkan pemahaman fungsional tentang konsep gerak (kesadaran
ruang, usaha, dan keterhubungan) di samping keterampilan gerak fundamental.
Kesempatan ini bersifat layak secara perkembangan untuk anak berada dalam
konteks pengalaman kependidikan total mereka.
Inappropriate Practice
Guru
memadukan jumlah terbatas aktivitas yang dirancang untuk memenuhi standard yang
telah ditentukan sebelumnya atau menggunakan aktivitas yang memerlukan hanya
satu response yang benar. Kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan konsep
gerak dan keterampilan gerak amat dibatasi.
Menerapkan Penilaian
Approriate practice
Guru
menggunakan penilaian otentik didasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang anak
karakteristik perkembangan anak dan pengamatan berkelanjutan tentang anak dalam
aktivitas belajar. Informasi ini digunakan untuk mengindividualisasikan pengajaran, merencanakan pelajaran yang
berorientasi tujuan, mengidentifikasi anak kebutuhan khusus, mengkomunikasikan
dengan orang tua, dan menilai keberhasilan program.
Inappropriate Practice
Guru
menilai anak hanya didasarkan pada test yang berskor, seperti tes keterampilan
gerak, tes bernorma, dan tes kebugaran berstandard.
Memfasilitasi Partisipasi Maksimum
Appropriate Practice
Guru
menggunakan aktivitas yang tidak menyisihkan kesempatan anak dan dengan sering
memodivikasi aktivitas untuk meningkatkan partisipasi maksimum. Akan tetapi,
mereka mengakui bahwa anak usia dini memerlukan periode istirahat singkat
ketika berpartisipasi dalam aktivitas yang intens.
Inappropriate Practice
Guru
gagal memaksimalkan kesempatan untuk belajar atau berlatih keterampilan gerak
dengan mewajibkan anak banyak menunggu giliran.
Memungkinkan Pengulangan dan Variasi
Appropriate Practice
Guru
menyediakan pengalaman belajar baru yang bervariasi yang menekankan
keterampilan gerak yang sama, melewati konteks lingkungan yang berbeda, yang
memungkinkan perkembangan bertahap dari pola gerak yang diinginkan.
Inappropriate Practice
Aktivitas
diulang tanpa variasi atau diperkenalkan dan dilatih hanya sekali setahun,
sehingga menyediakan kesempatan terbatas untuk anak mengembangkan fundasi yang
kokoh dalam keterampilan gerak.
Meningkatkan keberhasilan untuk
semua anak
Appropriate Practice
Guru
menyediakan kesempatan bagi anak untuk berlatih keterampilan pada tingkat
keberhasilan yang tinggi, menyesuaikannya dengan tingkat keterampilan
individual mereka dan di dalam lingkungan yang memungkinkan anak “mencoba
kembali” serta “berusaha mencapai yang terbaik”.
Inappropriate Practice
Guru
mengarahkan anak untuk menampilkan aktivitas yang “terlalu mudah” atau “terlalu
sulit” sehingga menyebabkan kebosanan, frustasi, dan/atau berperilaku
menyimpang.
Mengembangkan kebugaran-kesehatan
Appropriate Practice
Gur
mendemonstrasikan sikap positif terhadap kebugaran dan mengakui pentingnya anak
menghargai aktivitas fisik sebagai kebiasaan sepanjang hayat. Anak mengalami
keriangan dan belajar menghargai kemampuan gerak mereka sebagai usaha sepanjang
hidup.
Inappropriate Practice
Guru
mengabaikan pentingnya penjelasan tentang mengapa aktivitas sangat penting dan
merencanakan aktivitas yang tidak memotivasi di mana anak secara teratur harus
menunggu giliran, menunggu alat, lari mengelilingi lapangan, menampilkan
kalestenik atau berpartisipasi dalam program mengikuti tayangan video.
Memadukan aktivitas halus dan kasar
Appropriate Practice
Guru
menyediakan pengalaman belajar aktivitas gerak baik yang bersifat halus
(misalnya aktivitas permainan-jari) maupun bersifat kasar) misalnya lari dan
lempar) dalam kurikulum program kelasnya.
Inappropriate Practice
Guru
menekankan salah satu saja baik yang halus saja atau yang kasar saja dalam
pengalaman belajar.
Mendorong Ekspresi Individual yang
bebas
Appropriate Practice
Guru
mendorong penggunaan gerakan sebagai bentuk ekspresi individual. Mereka
merencanakan kesempatan bagi anak untuk mengajukan pertanyaan dan kemudian
memfasilitasi penemuan-penemuan berbagai solusi masalah melalui gerak.
Inappropriate Practice
Program
gerak tidak memasukkan pengalaman dansa yang ritmis, ekspresif dan kreatif dan
tidak menilai penting memberi pengalaman kepada anak dengan berbagai latar
belakang budaya masyarakat.
Mengajar senam kependidikan
Appropriate Practice
Guru
menyajikan wilayah keterampilan gerak yang luas seperti keseimbangan,
mengguling, melompat dan mendarat, memanjat, serta mengalihkan berat tubuh.
Inappropriate Practice
Guru
menargetkan bahwa semua anak menampilkan keterampilan yang sudah ditetapkan
seperti roll depan, baling-baling, atau yang lain.
Mengajar permainan
Appropriate Practice
Ketika
guru menggunakan permainan, permainan itu mengukuhkan tujuan yang direncanakan.
Guru memilih, merancang, meruntutkan, dan memodifikasi permainan untuk
memaksimalkan pembelajaran dan kesenangan anak.
Inappropriate practice
Guru
memadukan permainan dengan tujuan yang tidak jelas atau hanya sekedar menjaga
agar anak sibuk, bahagia, dan tenang
Memadukan Program Gerak dan
Permainan
Appropriate Practice
Program
gerak direncanakan dan diorganisasikan oleh guru sebagai bagian dari program
pendidikan total. Mereka dimasukkan dalam kurikulum harian. Pengalaman gerak
dalam ruangan dan luar ruangan yang direncanakan secara teratur akan
meningkatkan pengalaman bermain anak.
Inappropriate Practice
Guru
menggunakan program gerak di luar ruangan dan permainan bebas hanya sebagai
cara untuk mengurangi kelebihan energi anak; dicirikan dengan kurangnya tujuan,
organisasi, perencanaan dan pengajaran
menjadwalkan
Aktivitas
appropriate
Practice
guru
menjadwalkan aktivitas gerak sebagai bagian integral dari program kependidikan
total. Akumulasi dari 30 hingga 60 menit per hari, aktivitas fisik yang sesuai
dengan perkembangan anak dari ukuran moderat hingga cukup berat akan meliputi
baik pengalaman belajar yang terstruktur maupun yang bersifat permainan bebas.
Appropriate
Practice
Jadwal
harian guru tidak memasukkan pengajaran aktivitas gerak.
Penyediaan Lingkungan Aman dan
Memadai
Appropriate Practice
Guru
menyiapkan lingkungan yang aman secara fisik dan psikologis dimana tersedian
ruang untuk bergerak secara bebas dan mengeksplorasi kemampuan mereka. Guru
menawarkan pilihan alat dan tingkat kesulitan aktivitas yang sesuai dengan
kompetensi anak.
Inappropriate Practice
Guru
tidak membuat pertimbangan pada kesiapan setiap anak untuk belajar. Semua anak
diberi tugas yang sama tanpa memberikan kesempatan mengembangkan berbagai
kemampuan, sehingga menciptakan atmosfer yang memprihatinkan dan kemungkinan
gagal yang besar.
Membatasi ukuran kelas
Appropriate Practice
Guru
membatasi ukuran kelompok agar mampu memberikan pengajaran yang
diindividualisasikan secara tepat. Idealnya, tidak lebih dari 9 hingga 10 anak
usia 4-5 tahun yang dibimbing seorang guru.
Inappropriate Practice
Guru
mengatur anak dalam kelompok yang lebih besar dari yang direkomendasikan untuk
aktifitas fisik, sehingga memerlukan penggunaan metode yang lebih
“teacher-directed” dan membatasi kesempatan untuk berekplorasi dan penemuan
terbimbing.
Memfasilitasi Kesetaraan Gender
Appropriate Practice
Guru
secara adil dan setara mendorong, mendukung dan mensosialisasikan baik
laki-laki maupun perempuan ke arah prestasi berhasil dalam seluruh aktivitas
gerak di dalam kurikulum yang anti-bias. Pengembangan keterampilan gerak pada
kelompok usia ini tidak menghilangkan perbedaan gender.
Inappropriate Practice
Guru
mendorong anak perempuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang menekankan
peranan pasif tradisional dan mendorong anak laki untuk berpartisipasi dalam
aktivitas yang lebih agresif.
Mendukung
Komunikasi Guru-Orang Tua
Appropriate
Practice
Guru
bekerja secara berpasangan, berkomunikasi secara reguler dengan orang tua.
Informasi diberikan tentang kurikulum gerak dengan tujuan mempromosikan
keterlibatan orang tua dalam perkembangan keterampilan gerak anak. Berbagai
variasi aktivitas gerak disarankan digunakan dan dilatihkan juga dirumah untuk
memperkuat dan meningkatkan konsep gerak yang dikembangkan dalam kurikulum
harian.
Inappropriate
Practice
Komunikasi
guru dengan orang tua hanya terfokus pada perkembangan kognitif dan sosial
anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.