Kamis, 26 November 2020

ATLETIK (Pengertian dan Pengetahuan Dasar Tentang Lari Jarak Pendek)

 

 sumber gambar: kajianpustaka.com


TENTANG LARI JARAK PENDEK

Lari jarak pendek atau sprint adalah salah satu jenis lari yang dilakukan dengan kekuatan dan kecepatan penuh sepanjang garis lintasan dari start hingga finish dimana pemenangnya ditentukan berdasarkan catatan waktu yang paling singkat. Terdapat tiga jarak lintasan yang dilombakan pada lari jarak pendek, yaitu lari jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter.

Untuk mendapatkan kemenangan, seorang pelari jarak pendek membutuhkan reaksi yang cepat, kecepatan yang baik, lari yang efisien dan ketepatan saat melakukan start, serta berusaha mempertahankan kecepatan dari awal hingga mencapai garis finish (Widodo, 2010).

Berikut ini adalah beberapa pengertian dan definisi lari jarak pendek (sprint) dari beberapa sumber buku: 

1.    Menurut Mujahir (2007), sprint atau lari jarak pendek adalah perlombaan lari yang semua para pelarinya dengan kecepatan yang sangat penuh dengan menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. 

2.    Menurut Syarifudin dan Muhadi (1992:41), lari jarak pendek atau lari cepat (sprint) adalah cara lari dimana atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai melewati garis akhir (finish).

3.    Menurut Adisasmita (1992:35), lari jarak pendek atau sprint adalah semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh (sprint) atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang ditempuh.

4.    Menurut Muhtar (2011:12), lari jarak pendek (sprint) merupakan suatu cara untuk berlari dimana si lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (start) sampai melewati garis akhir (finish).

 

PERATURAN PERLOMBAAN LARI JARAK PENDEK

Peraturan perlombaan lari jarak pendek diatur dan ditetapkan oleh induk organisasi atletik internasional IAAF (International Amateur Atloetik Federation) atau tingkat nasional PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkan dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish terdekat dengan garis start.

Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah "bersedia", "siap" dan "ya" atau bunyi pistol.  Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba-aba "ya" atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara..Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan (maksimal 3 kali kesalahan).

Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak, pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya.

 

Diskualifikasi atau Hal-hal yang Dianggap Tidak Sah

Hal-hal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu:

·           Melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali.

·           Memasuki lintasan pelari lain.

·           Mengganggu pelari lain.

·           Keluar dari lintasan.

·           Terbukti memakai obat perangsang.

 

Sarana dan Peralatan Lari Jarak Pendek

   Lintasan. Perlombaan lari jarak pendek dilakukan di lapangan yang dibuat lintasan atau ban. Lintasan atau ban perlombaan jumlahnya ada delapan buah. Lebar setiap lintasan berukuran 1,22 meter. Peralatan. Alat yang digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek, misalnya sepatu spikes, start block, tiang finish, stopwatch, dan bendera start atau pistol.

 

PENGETAHUAN DASAR LARI JARAK PENDEK

Sebelum melangkah ke teknik berlari cepat, seorang pelari harus mengetahui pengetahun dasar berlari cepat atau lari jarak pendek. Menurut Bompa (1999), hal-hal dasar yang harus diketahui pelari jarak pendek adalah sebagai berikut:

Tubuh sedikit condong ke depan saat berlari, kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat dan diayunkan searah dengan gerakan saat berlari. Otot-otot bagian depan dan kedua lengan tetap dalam keadaan rileks.

Tungkai bawah ditolakan dengan kuat sampai lurus, dan pengangkatan pada depan diusahakan sampai posisi sejajar dengan tanah. Pinggang tetap dalam posisi ketinggian yang sama selama berlari. Ketika mencapai finish, badan dicondongkan dengan serentak ke depan untuk mengantarkan bagian dada menyentuh pita.

 

Kamis, 05 November 2020

METODE PENELITIAN (Langkah-Langkah Penelitian)

 

Sumber Gambar: gurupendidikan.co.id


Penelitian merupakan suatu proses yang terdiri atas beberapa langkah. Langkah ini bukan sesuatu yang sekuensial atau langkah-langkah yang harus diikuti secara kaku. Proses penelitian adalah sesuatu kegiatan interaktif antara peneliti dengan logika, masalah, desain dan interpretasi. Adapun langkah-langkah Penelitian adalah sebagai berikut (Arikunto,2010).

1. Mengidentifikasi masalah. Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan masalah masalah penting (esensial), hangat (aktual), dan mendesak (krusial) yang dihadapi saat ini dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bila isu atau masalah tersebut diteliti.

2. Merumuskan masalah dan membatasi masalah. Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor, atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Faktor atau variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan masalah cukup banyak, maka perlu ada pembatasan faktor atau variabel, yaitu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan.

3. Melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan kegiatan untuk mengkaji teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metodologi. Dalam studi kepustakaan juga dikaji hal-hal yang bersifat empiris bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu.

4. Merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian. Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau pertanyaan penelitian. Rumusan hipotesis dibuat apabila penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data statistik inferensial. Untuk penelitian kuantitatif yang menggunakan pengolahan data statistik deskriptif tidak diperlukan rumusan hipotesis cukup dengan pertanyaan-pertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian kualitatif.

5. Menentukan desain dan metode penelitian. Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian, dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian teknik pengumpulan data dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut.

6. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data. Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan pengumpulan data selain objektivitas dan keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian.

7. Menganalisis data dan menyajikan hasil. Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif berupa tabel, grafik, profil, bagan, atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur dan lain-lain. Data kualitatif dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif neratif-logis.

8. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan saran. Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna titik pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interpretasi. Interpretasi dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks atau hal-hal yang melatarbelakanginya, dengan teori yang mendukungnya ataupun dengan kemungkinan penerapannya. Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil interpretasi temuan penelitian. Meskipun penelitian kualitatif tidak bersifat generalisasi, tetapi unsur generalisasi ini tetap ada, yaitu menemukan hal-hal yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi. Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat logis dari temuan-temuan penelitian yang terkandung dalam kesimpulan titik rekomendasi merupakan hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh pihak-pihak terkait dalam memanfaatkan hasil hasil penelitian.

 

Sumber: Buku “Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan”

Penulis: Sudaryono, Gaguk Margono, Wardani Rahayu

Penerbit: Graha Ilmu

Popular Post