semester 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa
yang bersifat irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan
pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat
dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara
melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya
adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi
babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll.
Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada
makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan
suatu bilangan tatpi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang
dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti
munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.
B. Pengertian Remaja
Menurut psikologi, remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,
dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri Fisik Remaja
Perkembangan fisik sudah dimulai pada masa praremaja
dan terjadi cepat pada masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa
remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam Monks, 2002: 16) berpendapat
bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari perkembangan aspek lain yang
mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya jika perkembangan fisik
berjalan baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan sosial juga akan lancar.
Jika perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat tempat yang wajar dalam
kehidupan masyarakat dewasa. Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran
tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan
perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas yang
dapat dipilah menjadi dua bagian yakni:
1. Ciri seks primer. Perkembangan psikologi remaja pria
mengalami perkembangan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi
sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini
memungkinkan remaja pria, sekitar umur 14-15 tahun, mengalami “mimpi basah”,
keluar sperma. Pada remaja wanita terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim
dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan.
Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal
menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan,
depresi, dan mudah tersinggung. Ciri seks primer juga dapat diuraikan sebagai
berikut :
·
Organ kelamin telah
mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki
mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai
menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
·
Organ kelamin mulai
berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi
basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan
mengalami menstruasi yang pertama kali.
2. Ciri-ciri Seks Sekunder.
Perkembangan
psikologi remaja pada seksualitas sekunden adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga
tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja Pria mengalami pertumbuhan
bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya.
Pada pria telah tambah jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan
rendah. Kulit menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan
bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan
juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta
pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara proporsional.
Ciri-ciri seks sekunder dapat diuraikan sebagai berikut:
·
Pada remaja laki
–laki:
1. Mulai tumbuh jakun
2. Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat
3. Tumbuh kumis atau jenggot
4. Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ
kelamin.
5. Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan
menonjol
6. Bahu melebar melebihi bagian pinggul
7. Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan
pori-pori tampak membesar.
8. Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di
daerah muka
·
Pada remaja perempuan
1. Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul
2. Pinggul melebar
3. Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin
4. Suara lebih nyaring
5. Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah
muka.
B. Ciri-ciri Masa
Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa
remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada
beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
·
Peningkatan emosional
yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai
masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.
·
Perubahan yang cepat
secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini
membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti
sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal
seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
·
Perubahan dalam hal
yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja
banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak
digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja
tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
·
Perubahan nilai,
dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang
penting karena sudah mendekati dewasa.
·
Kebanyakan remaja
bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka
menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri
untuk memikul tanggung jawab tersebut.
C. Tugas Perkembangan
Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam
Gunarsa (1991) antara lain :
1. memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi
secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.
2. memperoleh peranan sosial
3. menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan
efektif
4. memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang
dewasa lainnya
5. mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan
berdiri sendiri
6. memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7. mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8. membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman,
2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah menghadapi identity versus
identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam tahap perkembangan
psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini bertujuan untuk mencari
identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang unik dengan
sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di masyarakat (Papalia, Olds
& Feldman, 2001). Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha
untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya
ia akan berhasil atau gagal yang pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk
melakukan penyesuaian mental, dan menentukan peran, sikap, nilai, serta minat
yang dimilikinya.
D. Perkembangan Psikologi
Remaja
· Perkembangan Kognitif.
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn
secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat
digambarkan sebagai berikut
1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis
tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat
rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan
yang konkrit dengan yang abstrak.
5.
Memikirkan masa
depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya.
7. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama,
keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri).
· Perkembangan Emosi
Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat
tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya
bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan
murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remajayangberkembang di lingkungan yang
kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami
akibat negatif berupa tingkah laku misalnya:
1. Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan
lain-lainnya
2. Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis
dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
1. Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis
(senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan
lain-lainnya
2. Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,
optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak.
·
Perkembangan Sosial
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk
memahami orang lain (social cognition) dan menjalin
persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis
yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap,
nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah
sikap comformity yaitu
kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.
Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan,
kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
· Perkembangan Kepribadian
Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya
identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja
mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I
?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari
idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan.
Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja)
adalah :
1. Pertumbuhan fisik semakin dewasa,
membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
2. Kematangan seksual berimplikasi kepada
dorongan dan emosi-emosi baru
3. Munculnya kesadaran terhadap diri dan
mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
5. Munculnya konflik-konflik sebagai
akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai
dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1. Berusaha bersikap hati-hati dalam
berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2. Mengkaji tujuan dan keputusan untuk
menjadi model manusia yang diidamkan
3. Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang
tua, dan sikap teman-temannya
4. Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
· Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku
dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada
psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama
dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan
kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis
kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan
nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di
sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.
E. Perkembangan Perilaku Seksual Remaja
· Berpacaran. Berpacaran dikalangan
remaja bukanlah merupakan hal yang biasa, dibuktikan dari hampir sebagian
responden menyatakan bahwa mereka pernah atau sedang berpacaran. Sebagian
remaja berpendapat bahwa pacaran juga memberikan dampak yang positif, misalnya
terpacu untuk belajar lebih giat atau memberikan dampak negatif terhadap
perilaku remaja mengarah keseksualitas. Usia pertama berpacaran berkisar 14-17
tahun. Hal ini di dukung juga dari kegiatan yang biasa dilakukan remaja ketika
berpacaran adalah ngobrol, namun tak jarang juga berpacaran diselingi dengan
berciuman. Mengapa remaja memilih berpacaran ? banyak faktor pendorong yang
menyebabkan remaja memilih berpacaran. Dikalangan remaja muncul trend yang
menyatakan bahwa jika seseorang remaja berpacaran berarti remaja tersebut
modern dan tidak “kampungan”. Perkembangan terhadap informasi juga menjadi
salah satu pendorong.
· Mengenal Media pornografi. Sebagian
besar remaja pernah menggunakan/melihat media pornografi pada saat berusia
14-17 tahun. Pada masa tersebut merupakan masa remaja dengan rasa ingin tahu
yang tinggi. Dan sepatutnya pada masa ini, remaja memperoleh informasi seks
yang benar sehingga remaja tidak salah dalam bertingkah laku. Informasi
tersebut memang sangat diperlukan oleh remaja. Informasi mengenai kesehatan
reproduksi merupakan hal yang perlu diketahui bagi remaja. Lembaga pendidikan
hendaknya memikirkan bagaimana agar informasi tersebut dapat diberikan melalui
sekolah oleh seorang guru atau dijadikan suatu mata pelajaran penunjang byang
memiliki kurikulum pelajaran.
Media yang biasa/
sering digunakan remaja yaitu foto/gambar (semakin maraknya internet sehingga
remaja memanfaatkannya untuk hal yang negatif dengan mengunjungi situs-situs X
yang memberikan informasi seks yang tidak terbatas), majalah dan VCD/ film
(semakin banyak dan mudahnya diperoleh remaja didukung dengan harga yang
relatif terjangkau).
Kebanyakan remaja
menggunakanmedia pornografiu di rumah, sekolah, bioskop atau rumah teman.
Remaja cenderung memilih di rumah teman, karena merasa lebih leluasa dan dapat
berdiskusi bersama jika ada yang tidak dipahami. Sumber media pornografi
sebagian besar diperoleh melalui teman, menyewa atau membelinya sendiri akibat
dorongan rasa ingintahu yang tinggi. Keinginan tahu remaja adalah hal yang
wajar, namun bagaimana mengemasnya dan cara penyampaian informasi yang tepat,
gar remaja tidak salah menafsirkannya.
· Mengalami Masalah Masturbasi dan
Hubungan seksual. Pemahaman remaja mengenai masturbasi atau onani masih
sangatlah rendah. Dan dikalangan remaja berpendapat bahwa jika melakukan
masturbasi atau onani berarti melakukan perbuatan yang melanggar norma.
Hubungan seksual merupakan perilaku seksual yang tertinggi, karena jika remaja
berani melakukan hal tersebut berarti remaja telah dan harus siap menerima
segala resiko yang akan dihadapi.
Pada umumnya usia
pertama kali melakukan hal tersebut berkisar 15-19 tahun. Pada masa ini memang
secara fisik telah siap, namun banyak hal lain perlu diingat bahwa resikonya
pun akan besar. Pacar merupakan pasangan utama melakukan hubungan seks
tersebut. Hal ini berarti kondisi pacaran dapat mendorong dan merangsang untuk
melakukannya. Didukung dengan pacaran yang dilakukan di rumah tanpa adanya
pengawasan dari orang tua atau saudara. Alasan utama remaja melakukan hubungan
seksual adalah karena cinta atau sama-sama mau, terangsang dan rasa ingin tau.
Jika dilihat dari umur remaja pertama kali melakukan hubungan seksual, telah
dapat tercermin bahwa memang ketiga alasan di atas lah yang mendorong seorang
remaja menyerahkan kehormatannya.
BAB IV
KESIMPULAN
Perkembangan fisik
sudah dimulai pada masa praremaja dan terjadi cepat pada masa remaja awal yang
akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam
Monks, 2002: 16) berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar dari
perkembangan aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosialis. Artinya
jika perkembangan fisik berjalan baik dan lancar, maka perkembangan psikis dan
sosial juga akan lancar. Jika perkembangan fisik terhambat sulit untuk mendapat
tempat yang wajar dalam kehidupan masyarakat dewasa. Adapun perkembangan fisik
remaja terbagi dua yaitu perkembangan seks primer dan perkembangan seks
sekunder.
Pada masa remaja
terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis seperti
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
dikenal dengan sebagai masa storm & stress, Perubahan yang cepat secara
fisik yang juga disertai kematangan seksual, Perubahan dalam hal yang menarik
bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain, Perubahan nilai, dimana apa yang
mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah
mendekati dewasa, Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi.
Erikson (1968, dalam
Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah
menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam
tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini
bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang
dewasa yang unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang bernilai di
masyarakat (Papalia, Olds & Feldman, 2001).
Secara psikologis
perkembangan remaja terbagi dari
beberapa bagian seperti perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan kepribadian, dan juga perkembangan kesadaran beragama.
Remaja juga mengalami perkembangan dalam
perilaku seksual mereka. Seperti berpacaran, mengenal media pornografi
dan mengalami masalah masturbasi dan hubungan seksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.