Rabu, 24 September 2014

ETIKA DAN MORAL PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
pendidikan sekarang ini telah berkembang pesat dibanding ketika  indonesia merasakan kemerdekaan tahun 1945.  Disamping  dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri juga didukung oleh semakin berkembangnya sumber daya dan sarana prasarana pendukung pendidikan yang semakin canggih.
Pendidikan sekarang ini bukan hanya terpaku pada bagaimana anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, tapi juga bagaimana menjadikan anak didik dari semula yang tidak baik menjadi baik. Oleh karenanya dalam proses pembelajaran pun diperlukan adanya pendidikan etika dan moral.
Sekarang ini banyak sekali cara anak didik untuk mendapatkan sumber ilmu atau informasi. Jika dulu hanya bisa dicari lewat buku, sekarang berbagai macam sumber bisa dilakukan seperti televisi, radio, koran dan akses internet. Banyaknya sumber informasi ini memudahkan siswa dalam mencari ilmu, mencari informasi dan mencari bahan pembelajaran yang dia sukai. Tapi semakin berkembangnya sumber informasi juga membawa dampak yang kurang baik bagi peserta didik. Seperti akses internet yang bisa membuat peserta didik melihat situs-situs terlarang. Berkembangnya sosial media yang membuat siswa lebih memilih berteman di dunia maya, menjadikan siswa hidup secara individual dan kurang peka dengan lingkungan sosial di sekitarnya.
Di indonesia, norma kesopanan dan adat istiadat sangat teguh dipegang dan dilestarikan oleh orang tua kita. Di setiap daerah mempunyai budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya lain. Namun inti dari semua budaya itu tetap sama yaitu bagaimana yang muda menghormati yang tua dan yang tua menghargai dan mencintai yang muda. Tanpa kita sadari, banyaknya sumber informasi yang ada sekarang ini secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak didik kita. Budaya barat yang cenderung tidak mengajarkan mengenai adat sopan santun dilihat dan ditiru oleh para anak didik kita. Akibatnya sekarang ini banyak anak didik kita yang terkesan acuh jika berbicara dengan orang tua, tidak membedakan bagaimana berbicara dengan yang lebih tua dan bagaimana berbicara dengan yang lebih muda.
Oleh karena ini kita sebagai pendidik harus lebih peka melihat situasi sekarang ini. Kita tidakhanya dituntut bagaimana mengajarkan mata pelajaran sesuai yang ada di kurikulum, tapi juga mengajarkan para peserta didik nilai-nilai etika dan moral yang sesuai dengan karakter kebudayaan bangsa indonesia. Kita tidak ingin peserta didik kita hanya menghapal pancasila tapi juga memahami maksud dari pancasila dan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari nilai dari pancasila itu sendiri. Karena pancasila adalah dasar negara, cermin dan perilaku bangsa indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah sesungguhnya nilai etika moral yang diharapkan bisa diterapkan oleh para peserta didik dalam pembelajaran penjas dan bagaimanakah peran serta para peserta didik memberikan pengetahuan mengenai etika dan moral dalam pembelajaran penjas
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau etika dan moral yang berkembang dalam proses pembelajaran penjas dan olahraga. Bagaimanakah menanamkan nilai sportif dalam pembelajaran penjas dan olahraga serta melihat dampak yang terkait dengan etika dan moral dalam pembelajaran penjas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENDIDIKAN
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya adalah pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seorang yang ditunjuk menjadi seorang pendidik harus memiliki karakteristik yaitu :
·        Kematangan diri yang stabil yaitu memahami diri sendiri, mandiri dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
·        Kematangan sosial yang stabil yaitu memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
·        Kematangan profesional yaitu kemampuan untuk mendidik, menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara mendidik.


Tujuan dari pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena itu pendidikan sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan
Dapat saya simpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk menjadikan anak didiknya menjadi seseorang yang berilmu, berakal budi dan berbudaya. Dapat menjadikan anak didiknya seseorang yang siap menjadi manusia yang bisa bersaing secara sehat dalam meraih ambisi dan cita-citanya.

B. ETIKA DAN MORAL DALAM PENDIDIKAN
Etika adalah suatu ilmu yang mengadakan ukuran yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan manusia yang berhubungan perbuatan kesusilaan yang dianggap normatif dalam masyarakat. Etika mempelajari tentang kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia sepenuhnya, terutama yang mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan  dan perasaan.
Dalam kamus bahasa indonesia etika dirumuskan dalam tiga arti yaitu :
·        Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
·        Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
·        Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat
Moral dalam bahasa latin mos yang berarti kebiasaan atau adat. Moral dapat dimaknai sebagai nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Orang yang bertingkah laku tidak sesuai nilai dan moral dalam suatu masyarakat maka dapat dikatakan sebagai orang yang tidak bermoral karena dianggap melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, nilai etika dan moral sudah termasuk aspek yang diajarkan dalam pendidikan sehari-hari disekolah seperti menghormati gur, menghargai teman, datang tepat waktu dan rajin mengikuti proses pembelajaran.
Pendidikan etika dan moral berperan penting dalam perkembangan anak didik karena dapat dikatakan etika dan moral adalah pondasi dalam menerima ilmu pengetahuan. Anak-anak yang mempunyai etika dan moral yang baik dapat memahami aturan sosial yang berlaku dalam linkungan sekolah dan masyarakatnya. Dapat menunjukkan kemampuan menganalisis, memecahkan masalah dalam kehidupan secara bermartabat. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kredit, inovatif dan bijaksana. Memanfaatkan lingkungan seraca bertanggung jawab dan bijaksana. Mengetahui pengetahuan yang diperlukan dengan penuh arif dan bijaksana.
Kita sebagai orang tua maupun pendidik diharapkan mampu mempunyai tehnik dan pendekatan yang cocok dalam perkembangan etika dan moral anak. Karena sifat dasar dan perilaku setiap anak yang berbeda. Ada yang dengan terbuka menerima ajaran yang diberikan, ada yang harus melihat contoh dan menganalisa apakah itu baik atau buruk, tapi ada juga yang tidak mau menerima dan bahkan bersikap diluar etika anak-anak pada umumnya. Peran aktif pendidik diharapkan ketika proses pendidikan. Tingkah laku dalam bersikap, menghargai teman, tidak ada rasa iri dan menolong teman yang kesusahan bisa menjadi pengalaman dasar untuk mengembangkan mental dan periluku mereka. Sehingga etika dan moral ketika didalam bermasyarakat sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat.


C. ETIKA DAN MORAL DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DAN OLAHRAGA
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu aspek dalam kurikulum pengembangan karakter. Park (1983) menyatakan bahwa peluang mengajarkan nilai-nilai etika dan moral yang mempengaruhi perilaku siswa dapat dikembangkan melalui olahraga dan permainan. Dalam konteks ini peran guru pendidikan jasmani sangat penting agar dapat mengatasi masalah-masalah etika dan mengembangkan perilaku anak didik yang bermoral dan bertanggung jawab dalam olahraga. Karena berdasarkan pengalaman para pendidik khususnya dibidang pendidikan jasmani, pembelajaran pendidikan jasmani menekankan pada hasil ranah afektif atau pengembangan karakter.
Dalam pendidikan jasmani dan olahraga siswa diajarkan untuk dapat membuat keputusan tentang kebutuhan dan hak diriya dengan kewajiban dan hak siswa lainnya. Bahwa dalam berkegiatan olahraga perlunya ada usaha dan kerja keras dalam diri sendiri dibarengi usaha bersama teman-teman agar dapat meraih tujuan bersama. Dengan begini siswa dapat memiliki karakter dan kepribadiannya masing-masing. mengembangkannya dan menyesuaikan dengan cita-cita yang ingin diraihnya kelak.
Pentingnya mengembangkan karakter ini ditekankan dalam tujuan dan fungsi standar kompetensi nasional pendidikan jasmani sebagaimana yang tertuah dalam kurikulum tahun 2004 diantaranya :
·        Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
·        Mengembangkan sikap yang sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
Guru pendidikan jasmani diharapkan dapat membantu siswa memenuhi standar tersebut dengan menekankan pentingnya karakter dan kebajikan moral. Ketika peserta didik sedang sedang mempelajari pendidikan jasmani guru dapat menekankan bahwa mengejek orang lain, berbuat curang, melakukan kekerasan dan tidak sportif merupakan tindakan yang jauh dari nilai etika, moral dan sportivitas.
Guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki integritas tinggi sebagai pendidik mata pelajaran pendidikan jasmani. Bukan hanya sifat umum sebagai pendidik yaitu bersifat saleh, dapat dipegang kata-katanya, menahan diri dari emosi, tidak berbohong apalagi menipu. Guru pendidikan jasmani juga harus memiliki ciri khas seperti fairplay, sportif, melayani penuh keteladanan, tidak membeda-bedakan siswa dan memperlakukan semua siswa dengan baik.
Guru merupakan model hidup bagi para peserta didiknya. Sikap dan perilaku pendidik dapat saja ditiru dan dicontoh peserta didik. Guru yang berintegritas tinggi yang sadar akan nilai dirinya akan berusaha memberikan contoh yang baik bagi peserta didiknya agar juga dapat bersikap sesuai tuntutan pendidikan. Diharapkan para peserta didik dapat sama seperti sifat pendidiknya yang bersikap sesuai nilai norma etika dan moral dalam masyarakatnya. Jika guru memberikan contoh yang buruk maka peserta didiknya juga bisa jadi bersikap yang sama. Akibatnya etika moral yang sudah tidak sesuai di sekolah akan berdampak terhadap pergaulannya diluar sekolah dalam hal ini di masyarakat. Tentu kita sebagai pendidik tidak ingin ini terjadi, karena salah satu pihak yang akan disalahkan adalah para tenaga pendidiknya tidak tekecuali guru pendidikan jasmani.
Guru pendidikan jasmani yang berintegritas adalah yang mampu menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab. dapat membuat program-program olahraga yang menyenangkan tapi bermanfaat dan mempunyai nilai etika dan moral didalamnya. Dapat menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga pengajar yang lain. komunikasi yang baik dengan para orang tua murid untuk sama-sama meningkatkan minat belajar anaknya. Dapat mendorong siswa menjadi siswa yang mempunyai kualitas tidak hanya dalam segi akademik tapi juga dalam kehidupan sehari-harinya.
Kejujuran merupakan hal terpenting dalam hidup. Kejujuran harus dipegang dengan teguh karena dapat dikatakan kejujuran mengikuti kehidupan kita yang hanya satu kali. Sekali kita diketahui tidak jujur, maka hilanglah kepercayaan orang lain terhadap kita. Begitupun dengan tenaga pendidik seperti kita. Tenaga pendidik harus bisa menunjukkan kejujuran dengan menyatakan kebenaran dan bertindak dengan cara terhormat. Seperti mengikuti kurikulum yang telah ditentukan, mengelola keuangan sekolah dengan jujur,  dan mengevaluasi siswa sesuai hasil belajar dan ujian siswa. Dengan berpegang teguh dengan kejujuran, maka siswa akan percaya dan terbuka dengan gurunya. Aktivitas pembelajaran akan berjalan dengan baik. Siswa yang kesulitan dalam kegiatan olahraga tidak segan bertanya dan meminta penjelasan dengan gurunya.
Selain kejujuran, keadilan juga salah satu nilai yang dapat ditanamkan dan diberikan contoh dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani. Keadilan erat hubungannya dengan kejujuran. Bagaimana bisa dia berbuat adil jika tidak bisa jujur dalam proses belajar mengajar. Nilai keadilan disini dapat kita terapkan dalam pemberian nilai kepada setiap siswa. Dimana kita memang diharapkan memberikan nilai sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Jangan sampai kita memberikan ketiadilan yang berakibat adanya siswa yang merasa dirugikan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani keadilan ini bisa lebih kompleks. Karena dalam pemberian ujian pendidikan jasmani kita tidak bisa memberikan patokan ujian yang sama dalam setiap siswa. Contoh dalam ujian lompat tinggi. Kita tidak bisa mematok ukuran lompatan yang dilalui peserta didik itu sama. Karena setiap siswa berbeda. Jika ini diberlakukan maka akan merugikan siswa yang mempunyai ukuran tubuh lebih pendek. Siswa pun akan mengatakan jika gurunya tidak adil dalam pemberian nilai. Tapi jika sikap adil ini dapat dirasakan oleh setiap peserta didik dan dirasakan manfaatnya maka peserta didik juga akan berusaha bersikap demikian. Didalam pikiran mereka akan tertanam bahwa bersikap adil terhadap sesama akan memberikan manfaat yang besar dalam pergaulan. Dan sebaliknya bersikap tidak adil terhadap sesama akan mengakibatkan kita dijauhi dan berkurangnya teman untuk bergaul.
Nilai berikutnya yang dapat diterapkan dalam nilai etika dan moral dalam pembelajaran penjas adalah tanggung jawab. Karena guru yang bertanggung jawab adalah guru yang secara moral bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai seorang pendidik. Guru yang dapat menciptakan dan mempertahankan situasi belajar yang positif dan fokus pada pelayanan pemberian pendidikan kepada peserta didik dapat juga dikatakan guru yang bertanggung jawab. Kepada peserta didik diharapkan dapat membantu secara optimal pengembangan psikomotorik, kognitif dan kemampuan afektif siswa. Menunjukkan pentingnya berbagai model yang terkait dengan kesehatan, kebugaran fisik, gizi yang baik dan penyalahgunaan narkoba merupakan tanggung jawab yang tidak lepas dari peran aktif guru pendidikan jasmani. Oleh karenanya guru dapat mendorong siswa untuk mengambil tanggung jawab pribadi dan sosial yang lebih besar dalam upayanya memperlakukan orang lain. Setiap ada siswa yang gagal untuk menyelesaikan tugas atau bertingkah, guru dapat menjadikannya sebagai contoh kepada yang lain untuk dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, apakah dia dapat bertanggung jawab untuk menghindari pilihan yang salah dan membuat pilihan yang benar untuk kebaikannya dimasa mendatang.
Dalam kaitannya dengan pengajaran moral adalah guru harus mampu membantu siswa dalam menelaah dan menganalisa mana yang benar dan yang salah. Karena sangat mudah bagi peserta didik untuk mengatakan “tidak ada aturan yang melarang itu, semua orang lain juga melakukannya”. Karena sangat penting bagi guru mendidik untuk tidak merasionalisasikan prinsip perilaku siswa dan menggantinya dengan menggunakan penalaran moral ketika membuat keputusan. Guru membantu siswa mengajarkan nilai-nilai moral kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat dan tanggung jawab

BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Tujuan utama dalam penanaman etika dan moral dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah menumbuhkan karakter dan identitas dalam diri setiap peserta didik. Karena sesuai defenisi pendidikan yaitu memberikan suasana belajar kepada peserta didik secara teratur dan sistematis yang mampu menjadikan peserta didik kemampuan untuk bertanggung jawab kepada dirinya sendiri.
Banyak nilai etika dan moral yang dapat ditanamkan kepada peserta didik seperti kejujuran, keadilan dan tanggung jawab. Semua nilai yang akan kita tanamkan tersebut tidak lepas dari peran pendidik yang juga harus memiliki karakter sebagai seseorang yang menyalurkan ilmu dan juga memiliki integritas tinggi dalam memberikan proses pembelajaran.

Guru penjas dapat memanfaatkan sela-sela pembelajaran untuk menanamkan betul filosofi mengenai etika dan moral dalam pengembangan karakter. Dan akan sangat efektif jika disampaikan dengan metode permainan secara bersama-sama. Karena dalam permainan tidak memberikan beban psikologi. Dalam pembelajaran penjas melalui permainan, peserta didik akan menerima peningkatan karakter berupa bagaimana berdisiplin, bekerjasama, kejujuran, daya juang dan masih banyak lagi. Untuk itu dalam peningkatan kualitas penjas di sekolah perlunya ditanamkan nilai etika dan moral dalam pengajarannya yang dapat mendukung pencapain karakter siswa. Namun itu semua juga bisa terlaksana jika ada peran serta dari pihak sekolah. Lengkapnya sarana dan prasarana sangat mendukung dalam pembentukan etika dan moral peserta didik. Karena proses penyaluran ilmu pengetahuan akan sampai dengan baik jika peserta didik merasa nyaman dan senang dalam menerima pendidikan.

Popular Post