Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fisiologi Olahraga. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 September 2020

FISIOLOGI OLAHRAGA (Olahdaya/Metabolisme Aerobik dan Anaerobik)


Sumber Gambar. fik.um.ac.id


Dalam hal gerak/olahraga pada tubuh hanya ada 2 kelompok perangkat yang bersangkutan dengan 2 hal yaitu:

1.    ES-I, Sebagai perangkat pelaksana gerak

2.    ES-II, Sebagai perangkat pendukung gerak

Dalam hal olah daya (metabolisme), yaitu upaya penyediaan daya (energi) untuk gerak, juga ada 2 mekanisme (ditinjau dari keterlibatan oksigen) yaitu olahdaya aerobik dan aerobik.

Olahdaya anaerobik dan aerobik adalah mekanisme penyediaan daya (energi, tenaga) untuk mewujudkan gerak. olahdaya anaerobik langsung mewujudkan gerak dan merupakan kemampuan endogen ES Primer dalam hal ini otot, tetapi intensitas dan durasi kelangsungannya bergantung pada kemampuan fungsional ES-II dalam memasok oksigen. Artinya tanpa peran serta ES-II olahdaya  aerobik tidak mungkin terlaksana dan aktivitas gerak ES-I akan segera terhenti. Makin tinggi kemampuan fungsional ES-II makin tegar kelangsungan penampilan ES-I.

Dengan demikian maka seperti halnya ES-II adalah pendukung bagi penampilan ES-I, maka olahdaya aerobik adalah pendukung bagi kelangsungsungan olahdaya anaerobik, keduan-duanya  terjadi pada ES-I, dalam hal ini otot. Hal ini disebabkan  oleh karena olahdaya  untuk bentuk aktivitas apapun selalu dimulai dengan olahdaya anaerobik dan akan/harus diikuti oleh olahdaya aerobik, selama aktivitas fisik maupun selama istirahat. Olahdaya anaerobik dan aerobik harus dalam keadaan seimbang. Ketidakmampuan olahdaya aerobik mengimbangi olahdaya anaerobik akan menyebabkan menumpuknya “zat kelelahan” yang akan menghambat olahdaya anaerobik yang terlalu besar, sehingga olahdaya anaerobik menurun, menuju kepada terjadinya keseimbangan baru dengan olahdaya aerobik.

Besar olahdaya anaerobik menunjukkan besar tuntutan/keperluan oksigen yang akan terwujud sebagai berat/intensitas gerak/kerja yang sedang dilakukan. Dengan demikian maka ketidakmampuan olahdaya aerobik (kemampuan ES-II memasok oksigen) untuk mengimbangi tuntutan olahdaya anaerobik, akan menyebabkan olahraga terpaksa harus dihentikan karena seluruh kapasitas anaerobik sudah habis terpakai atau intensitas gerak/kerja yang sedang dilakukan harus  dikurangi sampai olahdaya anaerobik dapat diimbangi lagi oleh tingkat kemampuan olahdaya aerobik yang dimilikinya pada saat itu.

Demikian maka semua bentuk aktivitas tubuh atau olahraga, bahkan juga selama istirahat memerlukan baik olahdaya aerobik maupun olahdaya anaerobik yang secara keseluruhan harus selalu seimbang. Dengan demikian maka sesungguhnya tidak olahraga anaerobik murni dan olahraga aerobik murni. Yang ada adalah olahraga aerobik dominan dan olahraga anaerobik dominan. Tetapi istilah yang biasa dipakai sehari-hari adalah olahraga aerobik dan anaerobik, sehingga sering menyesatkan orang yang tidak mengetahui pokok benar permasalahannya.

Kriteria apakah sesuatu olahraga anaerobik atau aerobik ditentukan oleh dua hal:

1.    Intensitas, yang berarti besar olahdaya anaerobik yang sedang terjadi

2.    Durasi, yang menunjukkan berapa besar peran olahdaya aerobik yang menyertai

 

Memang terdapat hubungan erat antara intensitas dan durasi yaitu:

1.    Olahraga dengan intensitas tinggi (olahraga anaerobik dominan), tidak mungkin dengan durasi yang panjang, sebaliknya

2.  Olahraga dengan durasi panjang (olahraga aerobik dominan), tidak mungkin dengan intensitas tinggi.

 

Sumber:    Buku “Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga)”

Penulis:    Prof. H.Y.S Santosa Giriwijoyo

                    Dr. Dikdik Zafar Sidik, M. Pd

Penerbit:   PT. Remaja Rosdakarya


Popular Post