Tampilkan postingan dengan label Renang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Oktober 2020

RENANG (Sejarah Renang di Indonesia)

 

Sumber Gambar. olipimpics30.com

Sepanjang perkembangan yang dapat diikuti, kota Bandung merupakan kota yang mengawali kegiatan olahraga renang di Indonesia. hal ini dibuktikan dengan pembangunan kolam renang Cihampelas pada tahun 1904. Disamping itu sebelum kemerdekaan telah ada  beberapa kolam renang  di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya.

Dengan adanya beberapa kolam renang, perkembangan cabang olahraga ini ditandai  dengan dibentuknya perkumpulan-perkumpulan renang antara lain Bandungsche Zwembrond atau Perserikatan Berenang Bandung pada tahun 1917. Ketika itu terdapat 7 perkumpulan yang bernaung di bawah perserikatan tersebut, termasuk perkumpulan renang siswa-siswa sekolah di Bandung.

Menyusul berdirinya West Java Zwembrond pada tahun 1918, pada tahun 1927 di Jawa Timur berdiri Oost Java Zwembrond (Perserikatan Renang Jawa Timur). Dua peloncat indah Belanda mencetak prestasi pada tahun 1934. Hamaman dan Van de Groen, masing-masing sebagai juara pertama dan kedua nomor-nomor papan 3 meter dan menara. Ketika Far Eastern Games (Olimpiade Timus Jauh) berlangsung di Manila pada tahun 1934, kedua peloncat tersebut menjadi utusan Hindia Belanda.

 

Perkembangan Renang Pada Masa Kemerdekaan

Selama pendudukan Jepang 1924-1945 memang kesempatan untuk renang terbuka luas bagi bangsa Indonesia, karena pemerinta Jepang membuka semua kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Pada awal kemerdekaan Indonesia, perkembangan renang di tanah air agak menurun, disebabkan bangsa kita terlibat dalam perjuangan fisik melawan penjajah dan beberapa tahun setelah kemerdekaan, berada di bawah Zwembrond Voor Indonesi (ZVBI).

Pembentukan organisasi induk renang terwujud pada tanggal 21 Maret 1951, ketika kongres pertama di Jakarta dan mengangkat Prof. Dr. Poerwo Soedarma sebagai Ketua pertama Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) yang pada tahun 1957 namanya menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), agar tidak mempunyai singkatan yang sama dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Dalam upaya menyempurnakan bidang organisasi pada tahun 1952 PRSI menjadi anggota resmi Federasi Renang Dunia, Federation Internasionale de Nation Amateur (FINA) dan juga menjadi anggota resmi International Olimpic Committe (IOC), Komite Olimpiade Internasional. 

Perkembangan cabang olahraga ini berlangsung pesat di berbagai daerah dan perlombaan renang diadakan setiap tahun di tingkat nasional. misalnya saja dalan PON cabang olahraga renang dengan berbagai nomor perlombaan menjadi salah satu nomor utama dalam acara. Pada saat perkembangan olahraga ini, tahun 1952 telah diutus perenang 200 meter gaya dada Soeharko ke Olimpiade Helsinki. Walau tidak berhasil mencapai semifinal, tetapi telah terpecahkan rekor Indonesia atas namanya dari 2.51.3 menjadi 2.50.6.

Pada tahun 1953 indonesia turut mengambil bagian dalam Youth Festival di Bukarest. Dalam melancarkan kegiatan-kegiatan renang pada waktu tertentu PRSI mengadakan kongres dan menyempurnakan susunan pengurusnya demi kemajuaan cabang olahraga yang mempunyai banyak nomor perlombaan pada setiap pertandingan.

Selama hampir 30 tahun (1954-1983) D. Soeprayogi memegang pucuk pimpinan PRSI. Pada tahun 1983 beliau diangkat sebagai ketua kehormatan atas segala dedikasinya di bidang olahraga renang. Sebagai penggantinya untuk meneruskan pimpinan ditetapkan M. F. Siregar, yang sejak tahun 1959 telah bertindak sebagai ketua komisi tehnik dan sejak tahun 1968 telah menjadi ketua I dan pada tahun 1983 diangkat menjadi ketua umum.

Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari Federasi Dunia Renang karena menjadi tuan rumah Ganefo pada bula november tahun tersebut. kemudian pada tahun 1966 PRSI kembali diterima sebagai anggota Federasi Renang Dunia dan pada tahun 1966 PRSI ikut berpartisipasi dalam Asian Games V di Bangkok.

Dalam Upaya meningkatkan prestasi para perenang yang diinventarisasi tiap kejuaraan nasional, mulai kejuaraan nasional di Malang pada tahun 1959 diadakan  pemisahan antara perenang senir dan junior sampai akhirnya muncul sistem pengelompokan. Dan untuk pertama kalinya kejuaraan renang diadakan di Bandung pada tahun 1978 dan setiap tahun diadakan secara berkesinambungan sebagai berikut.

 

Sumber: Buku “Renang”

Penulis: Marta Dinata & Tina Wijaya

Penerbit: Penerbit Cerdas Jaya

 

 


Popular Post