FENOMENA
SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DAN OLAHRAGA
Hakikat
pedidikan
Dimasa
sekarang ini, pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dilalui seorang
manusia jika ingin dikatakan sebagai manusia yang mempunyai nilai dan
bermartabat. Seseorang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak jika dia
belum melalui jenjang pendidikan tertentu. Seseorang juga tidak bisa
meningkatkan posisi pekerjaan yang lebih baik tanpa melalui proses pendidikan
atau pelatihan.
Pada
dasarnya pendidikan pertama berasal dari kedua orang tua kita. Karena dari
sanalah awalnya kita mulai mengetahui apa yang awalnya kita tidak tau. Dimulai
ketika kita diajarkan merangkak, berjalan, berbicara, sampai kepada sikap
bersopan santun kepada orang yang lebih tua.
UNESCO
merumuskan bahwa pendidikan itu adalah :
·
Learning how to think (belajar bagaimana
berpikir)
·
Learning how to do (belajar bagaimana
melakukan)
·
Learning how to be (belajar bagaimana
menjadi)
·
Learning how to learn (belajar bagaimana
belajar)
·
Learning how to live together (belajar
bagaimana hidup bersama)
Menurut
Langeveld pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada anak tertuju
kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Menurut
John Dewey pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional
kearah alam dan sesama manusia.
Menurut j.j. Rosseau pendidikan
adalah memberi kita pembekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja
yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti.
menurut
saya , pendidikan adalah proses memberikan informasi kepada manusia agar dapat
lebih paham dan mengerti. Agar dapat membedakan mana yang baik dan pantas, mana
yang jelek dan tidak patut dilakukan.
Manfaat
berolahraga
Olahraga
dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulai langka sekarang ini. Di daerah
perkotaan, orang-orang semakin sibuk untuk mengurus pekerjaan masing-masing dan
tidak mempunya waktu untuk menjaga kesehatan tubuh mereka. Selain itu
tempat-tempat terbuka yang dapat dijadikan sarata atau tempat berolahraga pun
semakin jarang. Hal ini menyebabkan tingkat kebugaran masyarakat semakin
menurun
Olahraga
merupakan aktivitas untuk melatih tubuh, tidak hanya secara jasmani tetapi juga
rohani. Olahraga merupakan gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil
sehingga tubuh tidak terkena penyakit. Olahraga juga dapat menghambat penurunan
daya tahan tubuh.
Adapun
beberapa manfaat olahraga diantaranya :
ü Dengan
berolahraga, dapat meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan mempercepat
sirkulasi darah ke otak
ü Menunda
proses penuaan
ü Mengurangi
stres
ü Meningkatkan
daya tahan tubuh
ü Menambah
rasa percaya diri
Walaupun
sebenarnya orang-orang tau bahwa olahraga mempunyai manfaat yang sangat baik
bagi tubuh. Tapi tingkat kegiatan olahraga masih sangat kurang. Kebanyakan
orang lebih memilih bersantai dirumah jika ada waktu senggang, jalan-jalan ke
tempat belanja, atau berekreasi bersama keluarga. Padahal dengan olahraga rutin
dan teratur, dapat menjadi pendukung aktivitas kita sehari-hari. Karena tanpa
tubuh yang sehat dan bugar. Niscaya akan sulit melakukan kegiatan apapun itu.
Fenomena
sosial dalam pembelajaran pendidikan
jasmani
A.
Manfaat pembelajaran pendidikan jasmani
Pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dalam
pengajarannya yang dilaksanakan secara sistematis dan terukur untuk
meningkatkan kemampuan individu secara neuromuskular, sosial dan emosional
dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Secara
sederhana, manfaat pendidikan jasmani bagi peserta didik adalah :
·
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial
·
Mengembangkan kepercayaan diri dan
kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani
·
Mengembangkan nilai-nilai pribadi
melalui partisipasi dalam aktivitas baik secara kelompok maupun perorangan.
B.
Perlunya nilai sosial dalam pembelajaran
pendidikan jasmani
Sosiologi
dalam olahraga mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungan timbal balik
dengan manusia di dalam aktivitas olahraga. Bahwa dalam kegiatan olahraga pun
diperlukan adanya jalinan sosial. Dalam berolahraga tidak hanya dilalukan
secara individu tapi lebih penting jika dilakukan bersama-sama.
Seperti
yang di rumuskan oleh UNESCO yang salah satu satunya “pendidikan adalah belajar
bagaimana hidup bersama”, artinya didalam pembelajaran pendidikan jasmani sikap
sosial sangat diperlukan. Karena dalam melakukan aktivitas jasmani peserta
didik tidak hanya dituntut untuk dalam melakukan aktivitas individu, tapi juga
bagaimana aktivitas pandidikan jasmani tersebut dapat dilakukan bersama-sama,
menumbuhkan sikap toleransi sesama temannya, merasakan bagaimana manfaat
bekerja sama dan merasakan bagaimana aktivitas jasmani akan lebih menyenangkan
jika dikerjakan secara bersama-sama.
Ada
banyak nilai-nilai sosial yang bisa didapatkan oleh peserta didik melalui
pembelajaran pendidikan jasmani yaitu :
·
Nilai persatuan.
Nilai persatuan
merupakan nilai mutlak dalam olahraga. Persatuan bukan hanya terpaku pada
kelompok atau komunitas tapi juga berwujud dalam bentuk keterikatan yang kuat
antara semua aspek yang berperan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
·
Kerjasama dan kekompakan.
Aspek kerjasama dan
kekompakan sangat penting dalam olahraga, terutama jika dilakukan secara
berkelompok. Kerjasama dan kekompakan mutlak dilakukan jika sebuah tim
menginginkan kemenangan dalam suatu permainan. Dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani kerjasama ini akan sangat bermanfaat karena berhubungan
dengan sikap toleransi, bersama-sama mengerjakan tugas, dan bersama-sama
memecahkan masalah.
·
Persahabatan
Meskipun dalam proses
pembelajaran ada rasa saling bersaing, saling berusaha untuk mendapatkan nilai
yang terbaik. Jangan sampai sikap bersaing ini membawa dampak negatif sehingga
terbawa sampai diluar proses pembelajaran. Karena itu pentingnya ditanamkan
nilai persahabatan. agar siswa walaupun berkompetisi tapi tidak memiliki rasa
iri dengki dengan temannya yang mempunyai nilai yang lebih baik.
·
Saling menghormati
Penghormatan di antara
masing-masing peserta didik dalam pembelajaran pendidikan jasmani menunjukkan
adanya penghargaan serta ketulusan satu sama lain yang sudah menjadi kewajiban
bersama. Meskipun di antara mereka terdapat berbagai perbedaan. Mulai dari
latar belakang orang tua, kehidupan sosial di tempat tinggal, dan budaya.
·
Sportifitas
Aspek sportifitas
merupakan salah satu segi yang sangaat penting dalam olahraga. Dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, para peserta didik diajarkan bagaimana
bersikap ksatria, jujur dalam belajar, tidak melakukan kecurangan dan memiliki
sikap tanggung jawab.
·
Ketekunan dan kerja keras
Bahwa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani siswa diharapkan memiliki sikap kerja keras.
Dalam pendidikan jasmani ada penilaian secara praktek dan secara teori.
Bagaimana peserta didik ini berusaha agar dapat mempunyai nilai yang baik di
praktek maupun teori.
C.
Kendala sosial dalam pembelajaran
pendidikan jasmani
Dalam
dunia pendidikan, tentunya banyak kendala yang kita temui. Bukan hanya
permasalahan sesama siswa, siswa dengan guru, ataupun permasalahan yang berimbas
sampai keluar sekolah.
· Peran
guru dalam memberikan pembelajaran berperan penting dalam pendidikan jasmani.
Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memberikan penjelasan yang baik,
memberikan contoh, suara lantang, disiplin dan tegas. Dengan begitu, ada nilai
sosial yang dapat di ambil oleh para peserta didik. Bahwa dalam proses
pembelajaran semua siswa didik dianggap sama dalam kedisiplinan. Siapapun siswa
yang tidak disiplin akan mendapat hukuman tanpa membeda-bedakan siswa. Tapi,
jika guru memberikan contoh yang tidak baik. Seperti menganak emaskan salah
satu siswa. Maka akan timbul kecemburuan sosial di antara anak-anak peserta
didik. Maka akibatnya peserta didik tidak akan respek atau hormat kepada guru.
Siswa yang di anak emaskan akan dijauhi oleh teman-temannya. Peserta didik akan
acuh atau tidak peduli ketika guru memberikan penjelasan. Sehingga proses
pemberian ilmu kepada peserta didik tidak akan maksimal.
· Masalah
berikutnya adalah sempitnya lahan sekolah. Disekolah-sekolah sekarang ini, terutama
kota besar seperti makassar. Beberapa sekolah tidak memiliki lahan terbuka
untuk berolahraga yang cukup luar. Bahkan ada ruko yang dijadikan sekolah. Ini
jelas sangat merugikan untuk pembelajaran pendidikan jasmani. Bagaimana mungkin
guru pendidikan jasmani dapat memberikan materi praktek jika lahan yang
tersedia tidak ada. Lahan yang sempit juga dapat menjadi masalah sosial dalam
sekolah. Terkadang jam pendidikan jasmani akan bersamaan sekaligus beberapa
kelas. Jika lahan sekolah sempit, otomatis siswa akan berebut untuk menggunakan
lapangan sekolah. Akibatnya bisa terjadi persaingan tidak sehat, timbul rasa
permusuhan dan lebih parah dapat terjadi perkelahian antar siswa.
D.
Mengatasi masalah sosial dalam
pembelajaran pendidikan jasmani
Dalam
mengatasi masalah sosial dalam pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani
harus berperan penting dan pro aktif dalam memberikan pembelajaran. Guru tidak
hanya sekedar memberikan materi yang tersusun dalam kurikulum. Tapi juga
memberikan nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga itu sendiri seperti kerja
keras, kerja sama, sportif, jujur dan saling menghargai.
Disetiap
materi pembelajaran pendidikan jasmani yang diberikan, guru dapat menanamkan
nilai-nilai tersebut. Seperti di permainan sepak bola. Siswa dapat belajar
bagaimana kerja sama, bagaimana bekerja keras meraih kemenangan, menghargai
kawan dan lawan dalam permainan dan bersikap sportif baik ketika menang ataupun
dalam kekalahan.
Setiap
siswa memiliki kretivitas dan potensi bakat yang berbeda-beda. Guru diharapkan
mampu melihat, menganalisa, dan membantu siswa agar dapar mengembangkan bakat
dan kemampuannya.
Pada
dasarnya, semua mata pelajaran yang diajarkan disekolah mempunyai nilai-nilai
sosial yang dapat ditanamkan dan telah disusun dalam pengembangan karaktek
kepribadian bangsa. Dalam pembelajaran penjaslah nilai-nilai sosial banyak yang
bisa ditanamkan tapi juga berakibat rawannya terjadi konflik sosial di antara
anak didik. Kita sebagai pendidik dalam pembelajaran pendidikan jasmani
diharapkan mampu mengeluarkan segenap kemampuan dan ilmu yang telah kita
miliki.
Seperti
dalam kurikulum 2013, siswa akan lebih pro aktif dalam proses pembelajaran.
Jangan sampai kita hanya bersikap monoton dalam memberikan pembelajaran. Siswa
yang bertanya dan meminta penjelasan musti kita bantu dan bimbing dengan baik
agar mengerti dengan pembelajaran yang kita butuhkan.
Demikianlah
makalah ini saya buat, semoga dapat menjadi pembelajaran juga bagi kita para
guru pendidikan jasmani. Bagaimana fenomena-fenomena sosial juga ada dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani. Karena itu kita diharapkan dapat
menjadi pendidik yang dinamis kepada para siswa. Diharapkan siswa juga dapat
merasa nyaman dengan pembelajaran yang kita berikan, tidak terjadi konflik di
antara mereka, dan tercipta persaingan yang sehat di antara sesama peserta
didik.