Sumber Gambar: Jainiyubmee.blogspot.com
Setiap
aktivitas tentulah mempunyai tujuan, tidak terkecuali dengan berolahraga. Tujuan
berolahraga dapa dibagi sesuai dengan kebutuhan yakni:
1.
rekreasi. Yaitu mereka yang melakukan olahraga hanya untuk bersenang-senang,
mengisi waktu senggang, dilakukan dengan penuh kegembiraan, santai, tidak
formal.
2.
pendidikan. Yaitu kegiatan yang dilakukan formal, bertujuan untuk mencapai
sasaran pendidikan nasional melalui kegiatan olahraga disekolah yang telah
disusun dalam kurikulum.
3.
kesegaran jasmani. Yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai tingkat
kesegaran jasmani tertentu agar mampu melakukan tugasnya sehari-hari dengan
tingak efisiensi yang tinggi dan produktivitas kerja yang tinggi.
4.
kesehatan. Yaitu mereka yang melakukan olahraga sebagai pencegahan penyakit,
pengobatan dan rehabilitasi.
5.
prestasi. Yaitu mereka yang melakukan olahraga untuk mencapai prestasi tertentu
atau menjadi juara
Persaingan
olahraga prestasi dewasa ini makin ketat. Prestasi bukan lagi milik perorangan
tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya
berbagai daya dan upaya dilakukan oleh suatu negara untuk menempatkan
atletnya sebagai juara pada berbagai
kegiatan olahraga besar yang melibatkan nama suatu negara. Salah satu upaya
yang dilakukan pelatih agar atletnya berprestasi adalah dengan cara
meningkatkan tingkat kesegaran jasmani.
Pasau
(1986) mengemukakan faktor-faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga
adalah sebagai berikut:
1. Aspek biologis
a.
potensi/kemampuan dasar (Fundamentas Motor Skill) Mencakup komponen kesegaran
jasmani: Kekuatan, kecepatan, kelincahan, koordinasi, tenaga, daya tahan otot,
daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan
kesehatan untuk olahraga.
b.
fungsi organ-organ tubuh. daya kerja jantung-peredaran darah, daya kerja
paru-paru sistem pernafasan, daya kerja persyarafan, daya kerja pancaindera dan
lain-lain.
c.
struktur dan postur tubuh. ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar
dan berat tubuh, somato type (endomorphy, mesomorphy, ectomorphy).
d.
gizi (sebagai penunjang aspek biologis). Jumlah makanan yang cukup, nilai
makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan yang bermacam-macam.
2. Aspek Psikologis
a.
intelektual (kecerdasan=IQ), ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat.
b.
motivasi:
-
dari dalam diri atlet (internal): perasaan harga diri, kebanggaan, keinginan
berprestasi, kepercayaan diri, perasaan sehat dan lain-lain.
-
dari luar diri atlet (eksternal): penghargaan, pujian, hadiah-hadiah (materi,
uang), kedudukan dan lain-lain.
c.
kepribadian:
-
yang menguntungkan dalam pembinaan prestasi: ketekunan, kematangan, semangat,
berani, teliti/cermat, berhati-hati mudah menerima, bijaksana, serius, tenang,
percaya diri, terkontrol, cakap/pintar, teguh pendirian dan lain-lain.
-
yang kurang menguntungkan: mudah tersinggung/emosi, cepat bosan,
sembrono/ceroboh, ragu-ragu, pemalu, lambat menerima, curiga/cemburu, tidak
terkendali, menyendiri, tidak tetap pendirian, penakut dan lain-lain.
d.
koordinasi kerja otot dan syaraf: kecepatan reaksi motorik, kecepatan reaksi
karena rangsang penglihatan dan pendengaran.
3. Aspek Lingkungan
a.
sosial: kehidupan sosial ekonomi, interaksi antara pelatih, atlet dan sesama
anggota polisi.
b.
prasarana, sarana olahraga yang tersedia dan medan
c.
cuaca iklim sekitar
d.
orang tua, keluarga dan masyarakat (dorongan dan penghargaan)
4. Aspek Penunjang
a.
pelatih yang berkualitas tinggi
b.
program yang tersusun secara sistematis
c.
penghargaan dari masyarakat dan pemerintah
d.
dana yang memadai
e.
organisasi yang tertib.
Sumber : Buku “Tes dan Pengukuran Kesegaran
Jasmani”
Penulis :
Nur Ichsan Halim
Penerbit : Badan Penerbit UNM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.