Rabu, 21 Oktober 2020

SEPAK TAKRAW (Tahap Dalam Pembelajaran Gerak Untuk Keterampilan Sepak Takraw)


 Sumber Gambar: Tutorial Points.com

Melihat keterampilan gerak yang ditampilkan pemain sepak takraw tingkat tinggi sungguh merupakan pemandangan yang mengasikkan. Gerakan akrobatik yang estetik merupakan bagian dominan dari permainan sepak takraw sepanjang berlangsungnya permainan. Belajar gerak yang prinsipnya merupakan suatu proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak anak secara optimal dan proporsional. Dalam proses pembelajaran gerak, seorang yang belajar gerak akan melalui beberapa tahapan. Menurut Winkel (1981) tahapan tersebut adalah:

1. Tahap Kognisi

Para ahli sepakat bahwa pada tahap ini seorang yang belajar gerak berada pada fase pembentukan rencana gerak. pada tahap ini, proses masukan informasi melalui alat-alat reseptor (pendengaran, penciuman, sentuhan dan penglihatan) subjek belajar memegang peranan penting. Masukan informasi yang diterima oleh alat-alat reseptor sebelum dibentuk menjadi perencanaan gerak dalam sistem memori akan mengalami proses panjang dan rumit. Proses penerimaan dan pemrosesan informasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: (1). Tahap menerima dan pengolahan informasi, (2) indentifikasi stimulus, (3) seleksi respons dan (4) pemrograman respons. Implikasi dari tahap ini terhadap usaha pembelajaran gerak adalah sebagai berikut: bila informasi berbentuk latihan rangkaian gerak, maka pelatih perlu melakukan suatu analisis dari rangkaian keterampilan gerak tersebut. keterampilan harus dilakukan  sedemikian rupa, sehingga guru dan pelatih dapat mengemasnya menjadi informasi yang sederhana. Sebagai contoh, misalkan bahan latihan yang disajikan adalah kerempilan tekhnik servis, analisis keterampilan gerak dari gerakan sepak sila dari servis bawah.

2. Tahap Fiksasi

Tahap ini merupakan tahan realisasi rencana pola gerak menjadi gerak tubuh. pada awalnya, gerak dilakukan dengan tingkat koordinasi yang rendah, tampak kaku dan kasar. Peranan pengulangan yang berkali-kali disertai dengan umpan balik yang bermakna akan memberikan dampak positif terhadap usaha pembentukan keterampilan gerak.

Keterampilan gerak yang sederhana atau hanya terdiri dari satu komponen atau lebih mudah dikuasai anak, dibandingkan dengan keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen. Demikian pula gerak yang memiliki karakter keterampilan tertutup akan lebih mudah dan cepat dikuasai oleh anak dibandingkan dengan keterampilan terbuka.

Implikasi dari tahap belajar gerak ini dalam belajar keterampilan tehnik dasar sepak takraw adalah sebagai berikut:

1. latihan hendaknya dimulai dari gerakan dengan komponen-komponen gerak yang sederhana, yang serasa lambat laun dilanjutkan dengan berbagai gerak yang kompleks. Sesuai dengan tingkat kesulitan yang kelak dihadapi anak, memberikan latihan keterampilan gerak sepak sila sebaiknya diberikan lebih awal sebelum keterampilan memaha dan mendada apalagi keterampilan sepakmula dan smash.

2. memberikan umpan balik yang bermakna sama halnya dengan membantu anak untuk menemukan dan mengenali kekurangan dan kesalaha gerak yang dilakukannya.

Pelatih harus memperkenalkan komponen-komponen dari rangkaian gerak yang belum atau kurang dapat dilakukan oleh anak. Dengan memperkenalkan gerakan yang salah, pelatih dengan segera dapat memberikan umpan balik yang bermakna. Dengan demikian, pelatih tidak hanya sekedar mengatakan “kamu kurang” atau “kami salah” melainkan ia dapat mengatakan “kamu kurang mengangkat kaki waktu menyepak bola ke atas”. Disamping hal, dengan mengenali dan memahami kesalahannya, maka diharapkan anak dapat mempercepat proses perbaikan gerakan tersebut secara kreatif dan inovatif.

Pelatih tidak boleh cepat-cepat untuk mengalihkan latihan pada gerakan lainnya sebelum gerakan yang dilatihkan telah dikuasai oleh anak. Sebaiknya pelatih benar-benar memiliki keyakinan bahwa anak telah menguasai keterampilan gerak sepak sila sebelum mengalihkannya pada latihan keterampilan gerak sepak mula apalagi gerakan seperti smash. Pangalihan gerakan baru hanya akan menambah beban dalam rencana pembentukan pola gerak dalam sistem memori.

3. Tahap Otomatisasi

Pada tahap ini keterampilan gerak telah menjadi bagian dari dirinya. Seorang tekong yang telah memiliki keterampilan permanen akan dapat melakuan sepakmula dengan tingkat koordinasi yang tinggi. Keterampilan gerak dapat dilakukan dengan efisiensi dan efektif. Ia tidak perlu lagi berpikir bagaimana cara melakukan gerakan mengayun dan menyepak bola dengan cepat, tepat dan keras karena semua gerakannya dilakukan dengan otomatis.

Pengaruh latihan yang dilakukan sebelumnya akan tampak pada tahap ini. Latihan yang dilakukan dengan lingkungan situasi dan kondisi yang terbatas, hanya akan menghasilkan keterampilan gerak otomatis yang miskin variasi. Seorang tekong yang hanya dilatih dengan dituasi dan kondisi saja hanya dapat melakukan keterampilan gerak yang sesuai dengan latihan yang dilakukannya.

Keterampilan permanen yang telah menjadi bagian dari diri seseorang akan sulit diubah. Pengubahan keterampilan pada tahap ini akan menimbulkan dampak yang negatif.  Disamping pengubahan memakan waktu yang relatif lama, juga sulit untuk menemukan dan menentukan komponen-komponen gerak mana yang perlu dirubah sesuai dengan keinginan pelatih. Dalam hal inilah, sebaiknya keterampilan gerak yang benar dan tepat harus dilatihkan sejak seseorang mengenal keterampilan gerak tersebut. perbaikan harus segera dilakukan, sebelum keterampilan tersebut menjadi permanen.

 

Sumber     : Buku “Pelatihan Dasar Sepak Takraw”

Penulis     : Achmad Sofyan Hanif

Penerbit    : PT. Rajagrafindo Persada

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar serta kritik dan saran yang membangun. Terima Kasih.

Popular Post